MASRURI

(M Vut Asmakhum Rmhk) biasa disapa Vut atau Emput, lahir di Indramayu, 28 Agustus 1965. Menulis sejak duduk di bangku SMP (puisi, cerpen, f...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jejak Kelam Sejarah Hidup Ceking
Kidnap

Jejak Kelam Sejarah Hidup Ceking

Ucapan Camung bagai sambaran petir ke tubuh Ceking, bagaimana tidak, Camung menyebutkan nama putra semata wayangnya sebagai target penculikan.

“Apa katamu, Mung? kalian ingin menculik anakku?” Reaksi Ceking geram sambil menggebrak meja.

“Tenang King, tenang ... kita hanya berusaha memainkan sekenorio, kamu tahu kan kita berada dalam situasi yang sangat genting sekarang, kita harus segera mendapatkan uang dengan jumlah yang besar dalam waktu yang singkat.” Camung meyakinkan.

“Kenapa harus Andi, Kenapa harus putra kesayanganku?” Ceking semakin berang.

“Kamu sendiri paham kalau Andi adalah pewaris tunggal dari dari seluruh kekayan mertuamu yang jumlahnya trilyunan, jika kita menculik cucu kesayangannya, kami yakin mertuamu akan memberikan berapa pun yang diminta. Lagi pula kamu sudah sangat paham seluk-beluk anakmu itu kan? Dengan begitu kita akan mudah melakukannya.” Rinci Camung.

“Camung benar, tentang target yang akan menjadi eksekusi sekenario proyek ini.” dukung Kasma.

“Ya saya juga sependapat dengan Camung.” Imbuh mbak Tutik, Kasma dan Parman serempak.”

“Ayolah Ceking semua sudah setuju dengan gagasanku. Kami tidak akan menyakiti anakmu. Kita hanya akan membungkam kesadaran dan mengikatnya saja. Kami tidak akan memukulnya.” Tambah Camiung. Ceking hanya bisa mengangguk-angguk gamang. Dalam hatinya berkecamuk pertimbangan sepertinya apa yang digagas Camung ada benarnya, mereka memang tidak mempunyai pilihan lain selain menculik Andi. Namun tetap saja perasaan terdalamnya masih sangat menolak untuk menjalankan sekenario itu. Namun akhirnya mereka mulai menyusun rencana untuk tindakan esok hari. Ceking meraih gelas yang ada didekatnya dan mulai meminum isinya tandas-tandas. Ceking lalu mengeluarkan foto yang ia simpan di dalam dompet. Di foto itu terpampang sosok seorang anak lelaki berumur 11 tahun yang tidak lain adalah Andi. Diamatinya dalam-dalam sosok gambar foto itu tak terasa air mata jatuh membasahi pipinya. Dia sangat menaruh iba terhadap putra semata wayangnya. Memang Ceking tidak tinggal bersama Andi semenjak ia berpisah dengan istrinya. Dia mengingat masa lalu tentang pernikahannya yang tidak direstui oleh juragan kapal ikan tongkang yang merupakan orang tua terhormat calon istri yang merupakan konglomerat nomor wahid, sementara dia hanya sebagai pekerja anak buah kapal. Namun bukan itu alasan utamanya orang tua Lastri menolak Ceking. melainkan karena Ceking adalah seorang pemuda yang tempramental dan labil. Orangtua Lastri tidak mau mempunyai menantu yang berperilaku buruk. Namun Ceking kemudian membawa lari Lastri untuk kemudian dinikahi secara paksa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post