Belajar Daring Usia Sekolah Dasar
#LombaMenulisMediaGuru
#PeriodeJuni
Dalam masa darurat virus corona Covid-19 sudah berjalan sekitar tiga bulan. Selama itu, para murid dari berbagai tingkat menjalani belajar dalam jaringan atau daring dan luar jaringan atau luring yang diatur dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Daring artinya pembelajaran dilakukan tanpa tatap muka melalui platform yang telah tersedia secara online. Guru dapat memberikan pelajaran secara virtual maupun modul, kemudian dilanjutkan oleh penugasan dengan waktu yang ditentukan. Namun tidak semua bisa dilakukan oleh semua jenjang pendidikan dasar, terutama pada daerah yang yang tidak terjangkau oleh internet, sehingga guru harus mencari cara untuk kunjung ke rumah siswa.
Untuk mendukung pembelajaran daring ini orangtua harus menyiapkan anggaran untuk membeli paket internet dan perangkat HP Android, Laptop, Ipad, dan lainya. Inilah yang menjadi beban para orangtua pada sekolah dasar. Karena tidak semua orangtua pada jenjang dasar memperbolehkan anaknya bermain dengan internet tanpa pendampingan orang dewasa. Maka, guru wajib memberikan pemahaman kepada semua wali murid bahwa penggunaan internet bisa digunakan untuk hal-hal yang positif yaitu belajar jarak jauh, apalagi pada masa pandemi covid-19.
Dengan sistem belajar daring diharapkan siswa tetap bersemangat dalam belajarnya dan mendapatkan materi pelajaran dari guru. Peran guru sebagai motivator diharuskan memahami home learning dengan memberikan tugas-tugas secara online. Pembelajaran daring sangat membantu guru dalam menyampaikan materi, karena siswa dapat mengulang beberapakali tanpa membuat guru lelah. Tak hanya itu saja, pembelajaran daring mampu untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memanfaatkan multimedia dengan efektif, serta mengasah kemampuan guru dalam menguasai teknologi globalisasi.
Penulis adalah seorang guru yang ditugaskan di Madrasah Ibtidaiyah atau pada sekolah jenjang pendidikan dasar yang harus memahami bentuk dan model yang cocok untuk jenjang ini, sehingga anak tetap belajar dengan nyaman dan menyenangkan, diantaranya adalah;
1. Membentuk WAG untuk wali murid kelas 1 s/d 6, agar guru mudah menyampaikan informasi terkait materi pembelajaran yang diajarkan. Di sini peran orangtua sangat diharapkan dan dapat membantu memberikan arahan serta bimbingan kepada anaknya di rumah. Diharapkan kerjasama orangtua, guru dan siswa semakin terjalin erat.
2. Guru dapat memberikan materi pelajaran dengan menggunakan vidio yang ada pada HP Android, lalu siswa menyimak dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Jika siswa tidak paham, maka siswa dapat memutar berulangkali pada vidio tersebut, sehingga tidak ada tugas yang tertinggal. Demikian juga penyampaian hasil kerja siswa dapat disampaikan melalui WA maupun vidio.
3. Guru memberikan soal yang ditulis pada kertas baik berupa soal materi pelajaran atau bentuk penugasan portofolio, kemudian tugas difoto dishare pada WAG wali murid, kemudian wali murid menyampaikan kepada siswa untuk dikerjakan. Demikian hasil jawaban dapat disampaikan melalui foto seperti tugas yang diberikan.
4. Materi pelajaran seperti kelancaran dalam membaca Al-Qur’an atau mapel Bahasa Indonesia, maka anak diminta untuk membaca halaman yang sudah ditentukan, kemudian orangtua atau pendamping membantu memvidiokan. Sehingga laporan kegiatan disampaikan dalam bentuk vidio.
5. Bagi orangtua yang tidak memiliki HP Android, juga pada daerah yang tidak terjangkau internet. Maka guru harus melakukan kunjungan ke rumah siswa atau home visit. Ini artinya guru bertatap muka langsung dengan siswa, tapi tidak boleh bergerombol dan tetap mengikuti protokol kesehatan pandemi Covid-19 seperti, tetap memakai masker, jaga jarak, dan membawa handsanitizer.
Namun tidak semua menganggap pembelajaran daring ini merupakan suatu keuntungan atau kemudahan. Karena tidak semua guru menguasai ilmu teknologi atau gaptek (gagap teknologi). Sejatinya, proses belajar merupakan suatu proses perubahan sikap. Dalam pembelajaran ini, guru sulit medeteksi bagaimana respon siswa terkait materi yang diajarkan, apakah siswa mengerti atau tidak, dan siswa pun kesulitan melakukan diskusi secara online, karena hal itu tidaklah mudah apabila tidak dilakukan secara langsung. Sehingga guru sulit untuk mengetahui perkembangan siswa dalam aspek afektif dan psikomotoriknya.
Tujuan belajar sendiri yaitu tak hanya menitikberatkan terhadap aspek akademik, tetapi lebih dari itu, yaitu perubahan sikap. Indonesia tak akan maju hanya dengan akademik saja, sikap dan moral adalah yang utama. Ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi para guru. Sehingga, pembelajaran tatap muka harus tetap dilaksanakan sampai kapanpun. Semoga pandemi ini segera berlalu dan pembelajaran kembali normal.
Biodata Penulis
NAMA : MASRUKAH AZIZAH, M.Pd
TTL : Banyuwangi, 15-021974
INSTANSI : MI Unggulan Al Ishlah Tembokrejo, Kec. Muncar, Kabupaten Banyuwangi
JABATAN : Kepala Madrasah

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus Bu...semoga lolos
Wah lolos ini mah top markotop. Keren bunda. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah
Aamiin
Bagus tulisannya bu
Belajar yuk
Super ibu
Mantap
Supeer.. Bun...
Bismillahirrahmanirrahim
Keren, Bu. Semoga sukses.
Keren, Bu. Semoga lolos...
super bu semoga masuk nominasi
Wow...keren tulisannya. Izin share
Semoga lolos bu
Bismillahirrahmanirrahim