Masri Yenti

Pengajar di MTsN 3 Solok. Hidup ini sederhana, jalani dan syukuri....

Selengkapnya
Navigasi Web
Senandung Sang Kakek
Angkutan kobar

Senandung Sang Kakek

Pagi yang cerah matahari menyinari dengan gagahnya. Baru pagi tapi pancaran sinar ultraviolet itu sudah menyengat kulitku. Dengan tas kecilku ku melihat pancaran sinar indah ketika kaki ku melangkah keluar rumah.

Niatnya akan pergi ke Bank BRI untuk mengurus asuransi kesehatan. Karena lama akhirnya ku putuskan untuk pergi dan besok kembali lagi. Seperti biasa aku naik angkutan perdesaan yang selalu lalu lalang mencari penumpang di jalan raya. Lama juga aku memainkan hp ku sampai akhirnya dari kejauhan terlihat mobil angkutan putih berjalan dengan pelannya. Memang angkutan di kota ku hanya itu, angkot putih itu khusus untuk daerah sekitar ku sampai kepasar karena angkutan umum beberapa daerah tudak sama. Sebenarnya banyak angkutan selain itu tetapi kita tidak bisa sembarangan naik angkutan umum. Dengan bismillh ku langkahkan kaki ku untuk menaiki mini bis tersebut ku lihat sekeliling hanya ada aku dan seorang kakek yang dengan gagah nya memegang sebuah tongkat kayu. Dilihat-lihat sepertinya tongkatnya kuno sekali dengan bentuk yang kas zaman datuk-datuk dulu. Yang mengemudikan angkot itu adalah anak muda belasan tahun. Diatas angkot itu terdengarlah suara nyayian nostagia yang diputar sang sopir mengalun dengan merdu begitu indah. Dalam hati aku mengikuti iramanya sambil asik memainkan hp ku. Sayut-sayut ku mendengar suara merdu mengikuti lirik demi lirik lagu nostagia Ruth Shanaya yang berjudul Andaiku Datang Kembali. Lirik lagu yang diikiutinya membuktikan bahwa dia sudah terbiasa dengan lagu tesebut. Ku menoleh kedepan kearah sopir pengen tahu saja siapa yang mengikuti alunan lagu itu dengan seriusnya. Tetapi ku lihat sopirnya asik memainkan rokok dibibirnya nah berarti bukan dia. Dan mataku terpana melihat kakek yang duduk di belakang sopir persis tidak seberapa jauh didepanku sedang asik mengulang lirik demi lirik lagu tersebut, begitu indah alunan suaranya. Seakan ku ingin bernyanyi juga. Dalam hati ku mungkin kakek ini sangat hobi bernyanyi hingga di usia senjanya pun dia tetap bisa bernyanyi dengan baik. Aku sangat kagum dengan kakek tersebut walaupun baru melihat dan mendengar nyayian suaranya. Hebat sungguh luar biasa untuk seusia beliau. Tanpa ku sadari kakek itu tersenyum melihat ke arah ku. Mungkin sudah lama dia memperhatikan ku. Aku hanya asik dengan lamunanku tentangnya dengan hp masih di gemgamanku. Mau kemana kata nya kepada ku membuyarkan lamunan ku. Kepasar pak ujarku. Sekarang susah ya...karena corona ini. Kemana-mana harus pakai masker, harus jaga jarak begini begitulah. Sampai sholat dimesjid pun dilarang sedangkan hidup dan mati tuhan yang mengaturkan katanya padaku. Dengan senyuman aku menganguk-angguk saja. Bapak mau kemana kata ku. Mau beli obat ke apotik didepan sana kata beliau dan tanpa menoleh lagi ke aku dia mengikuti lagi lagu yang berjudul Semua Biasa Saja lagunya Pance. Aduh aku benar-benar terhipnotis dengan kakek ini. Entah aku juga suka bernyanyi, entah suara beliau yang bagus atau aku kagum melihat diusia yang senja beliau masih bisa mengikuti lirik lagu dengan baik. Dengan tersenyum kagum aku dengarkan alunan lagu yang dinyanyikan kakek itu sambil dalam hati aku pun ikut bernyanyi sampai pada akhirnya aku berfikir akan ku abadikan momen ini. Jarang melihat seperti ini. Dan ku foto lah beliau awalnya aku sembunyi-sembunyi mengambil fotonya di dalam angkot. Karena tidak jelas aku tidak mau kehilangan momen itu akhirnya ku dapat foto kakek itu ketika beliau sudah turun angkot. Karena seriusnya aku mengabadikan momen itu tanpa ku sadari ada penumpang lain yang mungkin baru naik memperhatikan ku sambil tersenyum. Mungkin seribu tanya di benaknya kenapa aku mengambil foto bapak itu. Tapi aku tidak mengindahkannya aku lihat hasil jepretanku bagus juga. Ku lihat kebelakang untuk mengalihkan agar orang itu tidak bertanya. aku kembali sibuk memainkan telephone gemgamku. Kekaguman itu masih ku rasakan. Umur tidak menjadi halanagan bagi kita untuk melakukan apa yang kita senangi bahkan itu bisa memotivasi anak muda untuk terus berkarya. Yang tua saja masih bisa melakukan yang terbaik mengapa yang muda tidak. Kakek itu secara tidak langsung telah memberi motivasi untuk ku. Tidak semua orang bisa mengambil hikmah dari apa yang dilihat. Aku sangat suka menyanyi walaupun suara pas pasan. Mungkin karena itu aku kagum akan kepercayaan diri yang di miliki kakek itu.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post