Love Liters
Mas Rahman
Tulisan ke 66
******
Apakah anda kecanduan smartphone ?. Pertanyaan ini muncul karena banyak orang yang tidak menyadari dirinya sudah didominasi smartphone.
Era globalisasi telah merubah segalanya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi dengan begitu cepat. Yang dapat diikuti oleh banyak orang melalui teknologi informasi sebuah smartphone.
Smartphone dengan segala fitur yang ada saat ini membuat orang bisa untuk berkeliling Indonesia dan dunia. Hanya dengan sekali klik, bisa menemukan apa yang dicari. Tentu saja ini berdampak positif bagi generasi muda. Disaat smartphone dijadikan sumber informasi serta meningkatkan kualitas diri.
Tetapi smartphone juga dapat berdampak negatif apabila digunakan hal-hal yang tidak bermanfaat. Seperti melihat film porno, melihat kekerasan, pembunuhan dan melihat peperangan antar negara. Terlalu sibuk dengan smartphone membuat orang disekeliling menjauh dan meninggalkan. Seperti suami, istri, anak, orang tua, saudara, sahabat dan teman. Karena kurang perhatian, kurang komunikasi dan merasa dicuekin.
Menjadi seseorang yang sibuk dengan urusan dunia sendiri. Bersama smartphone lupa waktu dan lupa orang yang ada disekitarnya. Orang yang kecanduan smartphone berpengaruh tidak hanya terhadap masalah kesehatan fisik dan mental tetapi juga spiritual. Seperti mata kelelahan, nyeri kepala, stres, depresi, insomnia dan merasa sendiri, bahkan lupa Tuhan.
Minimal sebulan sekali, Mona mengajak anak-anaknya ke Mall dan mampir ke toko buku Gramedia. Mona dan suaminya selalu memberikan hadiah ketika Dela, Nurul, Imam mau membaca buku. Dan memberikan pilihan untuk membelikan buku apa saja yang disukainya.
Setelah pulang dan sampai di rumah, Mona menaruh buku-buku yang dibeli dilemari buku. Agar Dela, Nurul, Imam senang membaca buku-buku kesukaannya.
Namun, lingkungan untuk terus membaca buku tidak bisa bertahan lama di tengah intervensi smartphone. Akibatnya, kebiasaan membaca buku harus berbenturan dengan realita. Bahwa smartphone menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dihindarkan dan dilepas dari kehidupan anak-anaknya.
Walaupun demikian, Mona dan Dony tidak pantang menyerah. Dengan inisiatifnya, mengajak Dela, Nurul, Imam menonton film remaja yang diadaptasi dari buku dan novel kesukaannya. Setelah pulang dan sampai di rumah, Mona dan Dony mengajak berdiskusi dengan anak-anaknya terhadap film yang selesai ditontonnya.
Sekarang Dela, Nurul, Imam lebih antusias, seminggu sekali mengingatkan kedua orang tuanya. Untuk pergi ke Mall, membeli buku dan menonton film. Mona dan Dony merasakan kebahagiaan tersebut. Karena bisa menikmati quality time bersama anak-anaknya. Dan tumbuhnya kecintaan Dela, Nurul, Imam membaca buku. Yang mulai menggeser keberadaan dominasi smartphone terhadap anak-anaknya.
Dela Syawla Nabila Putri, Nurul Rasyidah dan Imam Ibnu Hadi menggunakan smartphone sebagai sumber informasi. Dan dalam meningkatkan literasi membaca dan menulis. Dela, Nurul, Imam sengaja membuat perpustakaan mini sebagai jendela Dunia. Membuka jendela Dunia tidak hanya untuk membiasakan prilaku membaca buku didalam rumah. Yang manfaatnya menambah pengetahuan dan memperluas wawasan. Tetapi juga meningkatkan kemampuan analisis dan kritis terhadap Dunia. Dengan mengembangkan empati dan simpati terhadap masyarakat Dunia. Hal ini menginspirasi Dela, Nurul, Imam menjadi lebih kreatif dan inovatif untuk menulis buku.
Kebiasaan baik ini membuat 3 kakak beradik ini ada yang masuk perguruan tinggi favorit, hafidz Al Qur'an dan menghasilkan karya sebuah buku. Harapan Mona sebagai orang tua agar smartphone tidak hanya digunakan sebagai hiburan. Tetapi juga digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dan memajukan Dunia Literasi.
" Mona, bagaimana anak-anak suka membaca Al Qur'an?", tanya Rahman.
" Setiap selesai khatam Al-Qur'an dikasih hadiah, selesai hafal 1 Juzz dikasih hadiah, setiap hafal 30 Juzz dikasih hadiah ", jawab Mona.
" Mona, mengapa dikasih hadiah ?", tanya Rahman.
" Karena anak-anak sangat senang dan merasakan kebahagiaan diapresiasi atas apapun pencapaiannya ", jawab Mona.
" Mona, bagaimana anak-anak Love Liters ( Cinta Literasi ) ", tanya Rahman.
" Jadikan membaca dan menulis buku sebagai Passion ", jawab Mona.
" Membaca tidak hanya menerima kebanjiran informasi. Tetapi kita juga harus menganalisa, mengkritisi, dan mengeksplorasi. Untuk direfleksikan dalam realitas kehidupan sehari-hari. Karena apabila hanya bergantung pada apa yang dibaca. Membuat kita kehilangan kemampuan untuk memecahkan masalah dengan kreatip dan inovatif, menciptakan ide-ide yang baru ". - Vinki Nindemona, S.T, M.Si.
Mari beri ruang untuk anak-anak membangun Dunia Literasi.
Salam Literasi Pariaman, 29/5/23.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar