Kertas Yang Berbicara

Tumpukan LJK menggunung. Ada sekira 60 lembar. Malam itu saya bermaksud mengoreksinya. Rutinnya begitu. Siang dikasih panitia, malamnya dikoreksi.

Beragam perasaan melihat kertas-kertas itu. Begitu juga saat mengoreksinya. Tak sekedar membulatkah hitam atau menghitamkan bulatan.

Semacam ada bahasa komunikasi di kertas ljk.

"Pak.. Maaf, lupa rumus...."

"Pak.. Maaf, susah ngitung angka berkoma..."

"Pak.. Ada upah nulis kan..."

"Bapak kan baik, pasti ada bonus kan.."

Ah, anak-anakku. Kalian itu lucu kalau saat Ujian begini. Mengingatkan bapak waktu dulu. Hehe...

Tak lama membaca curhat dan rayuan di LJK itu, tentu segera mengorek lagi. Rasa bahagia saat siswa banyak bisa menjawab dengan benar. Sedih rasanya jika PG banyak jawaban benar, tapi uraian kosong melompong.

Namun percayalah, nilai bukan satu hal yang membuat kalian risau. Tentu guru tidak menyia-nyiakan sikap di kelas, kesopanan dengan permisi saat lewat, nada rendah sopan saat berbicara pada guru, dan level bercandamu pada gury serta kepatuhan pada ujaran guru.

Sekolah adalah tempat untuk membentuk kepribadian yang baik. Itulah yang utama. Jauh lebih berharga dari sekedar menjawab penuh pada LJK.