Maslina Sinaga

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Refleksi Tragedi Pembakaran Tersangka Pencurian Amplifer Musholla

Refleksi Tragedi Pembakaran Tersangka Pencurian Amplifer Musholla

• Refleksi Tragedi Pembakaran Tersangka Pencuri Amplifer Musholla

Brutal, adalah satu kata yang pantas kita sematkan pada kejadian yang viral beberapa hari ini. Pembakaran tersangka pencurian amplifer Musholla pada tanggal 1 Agustus 2017 sekitar pukul 16.30 WIB di Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Bekasi.(Senja, Megapolitan.kompas.com, 2017/8/03) yang sebelumnya mengalami penyiksaan secara fisik hingga berakhir pada tindakan pembakaran hidup-hidup tersangka pencurian.

Saat terdengar Tuduhan “Pencuri!” dialamatkan kepada alm. MA (inisial), semua orang menoleh padanya, mengejarnya, menghakiminya tanpa pembelaan dan meyiksanya hingga korban meninggal. Bahkan massa yang melakukan tindakan penghakiman tersebut tidak melihat langsung kejadian pencurian, tidak memahami benar kronologi kejadiannya. Situasi saat itu berhasil membuat massa kehilangan nurani sehingga tega membakar korban hidup-hidup.

Setelah kasus ini ditindaklanjuti pihak yang berwajib, kemudian kita beramai-ramai menghujat tindakan pembakaran tersebut. Tanpa kita peduli kronologi kejadiannya dan alasan para pelaku pembakaran tersebut. Tanpa peduli apakah ini termasuk tindakan spontan massa ataukah ada motif lain di balik semua ini.

Pertanyaan yang muncul adalah: “lalu apa perbedaan kita dengan para pelaku pembakaran tersangka pencurian amplifer Musholla?”. Kita tidak tahu pasti kejadiannya, kondisi di lapangan saat kejadian, dan bagaimana reaksi korban saat itu hingga menyulut amarah massa. Lalu dengan lancarnya kita menghujat dan menghakimi mereka di berbagai sosmed dengan beragam sumpah serapah.

Kejadian pembakaran hidup-hidup tersangka pencurian amplifer Musholla ini adalah cerminan kita semua. Bagaimana norma-norma dan etika telah tercerabut dari akarnya. Saat masyarakat seolah kehilangan kepercayaan pada hukum sehingga memilih menegakkan hukum sendiri. Peristiwa ini adalah cerminan kondisi bangsa kita. Bagaimana kita sangat peduli pada berbagai kejadian dan menjudge dengan spontan setiap kejadian yang terjadi.

Mereka.. para tertuduh pembakaran tersangka pencurian adalah gambaran kita. Bahkan kita sering membakar dan menyulutkan amarah seseorang dengan tindakan, perkataan dan tulisan kita di sosemed. Bahkan tanpa sadar kita telah sering melakukan pembunuhan karakter pada orang-orang yang bahkan tidak pernah bertemu dengan kita. Bahkan secara sadar atau tidak kita sering melakukan pembuly-an pada orang-orang yang ada di sekitar kita ataupun rekan-rekan kita di sosmed, baik secara sistemik maupun lisan dan tulisan. Opini massa begitu mudahnya digiring kemanapun oleh berbagai sosial media dengan menyebarkan berita-berita hoax yang mengancam persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa yang beragam. Korban dari tindakan-tindakan kita tersebut adalah manusia-manusia yang masih hidup dan belum tentu mereka adalah seperti apa yang kita sangkakan. Kita kembali pada pertanyaan: “apa bedanya kita dengan mereka?”.

Kejadian pencurian adalah tindakan melanggar hukum, menyiksa dan membakar tersangka hidup-hidup juga tindakan melanggar hukum. Maka idealnya adalah kita menyerahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan hukum pada pihak yang berwenang. Kita sebagai masyarakat bersama-sama mengawal jalannya hukum.

Refleksi dari peristiwa ini adalah bagaimana kita sebagai makhluk sosial berhati-hati dengan informasi yang kita peroleh, tidak kehilangan logika berfikir serta etika berperilaku baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Mari kita belajar menjadi Bangsa yang lebih santun.

Sumber Gambar: Sobang, Bantenday.com

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

sedih dan pedih rasanya menyaksikan tingkah brutal yang ditunjukkan oleh sebagian masyarakat. Semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya

06 Aug
Balas

Saya turut menyesal. Sedih dan terharu.

06 Aug
Balas

Mencerahkan....

06 Aug
Balas

Mencerahkan....

06 Aug
Balas



search

New Post