Sagu Sabu Mengapa Baru Sekarang

SAGU SABU di Wonosobo, terdengar di telinga saja rasanya asing. Sagu Sabu jangan dikonotasikan pada Sabu yang bermakna negatif, Sabu berarti satu buku . Jadi Sagu Sabu diartikan Satu Guru Satu Buku. Mengapa Sagu Sabu di Wonosobo ? Banyak guru yang merasa seperti “kebakaran jenggot “ ketika dituntut untuk kenaikan pangkat dengan persyaratan yang wajib melampirkan pengembangan diri yang antara lain dengan menulis buku. Inilah mengapa Sagu Sabu kehadirannya sangat dinanti guru- guru di Wonosobo.

Sagu Sabu sangat membantu sebagian guru yang berminat mengembangkan diri melalui menulis buku. Seratus dua puluh tujuh peserta guru baik SD, SMP/MTs, SMA, dan SMK. Bahkan peserta ada dari siswa SD, Kepala Sekolah , dan Pengawas Sekolah. Perserta diklat bukan hanya dari Kabupaten Wonosobo tetapi ada dari Kabupaten Banjarnegara, Temanggung, dan sekitarnya. Sunguh luar biasa kegiatan Sagu Sabu dapat membantu memotivasi untuk bisa menulis buku, terutama sebagai penulis pemula . Pelatihan dengan tidak memperhatikan jenjang maupun strata peserta dianggap sama.

Diklat disampaikan nara sumber Media Guru dengan jelas mulai motivasi tujuan menulis hingga manfaat menulis sebuah buku. Hanya dengan waktu yang singkat dua hari saja tanggal 28 dan 29 April 2018 di Sari Rasa peserta diharapkan bisa menulis buku. Nara sumber memberikan materi dengan sabar dan jelas walaupun kelihatan tergesa-gesa karena dikejar target selesai materi.

Peserta diklat terlarut dalam pelatihan yang berupa tugas menulis dari hal yang mengesankan, outline, sinopsis, dan tulisan tentang Diklat Sagu Sabu di Wonosobo. Pengembangan diri dengan menulis buku menjadi impian banyak guru. Menulis buku bukan pekerjaan yang mudah bagi pemula, sebaliknya bukan pekerjaan yang sulit bagi yang sudah terbiasa menulis. Semangat adalah modal utama untuk bisa menulis buku. Banyak alasan yang terlontar mengapa menulis buku sulit antara lain sulitnya menemukan ide yang akan dituangkan , sulit untuk memulai awalnya dan masih ada alasan yang lainnya.