SECUIL ROTI
#Tantangan hari ke-16
#Oleh: Marwisna
Sore ini langit menangis
Hati nya bergetar
Matanya nanar
Wadah kosong menatap nya dengan sinis
Sendu menyergap jantung
Namun ditepisnya
Wajah tuanya tetap tersenyum
Meski hati tergores
Sendiri, pada senja yang sempat gelap
Cahaya sang mentari mulai redup
Saat senja merajai
Ia lankahklan kaki
Beriringan dengan bait syukur yang selalu ia bunyikan
SECUIL roti
Ya, secuil roti
Menunggunya dengan kepasrahan
Tak banyak, hanya secuil roti
Ia tersenyum,
Jiwanya bagaikan
Loncatan ombak yang menggapai langit
Ia menatap langit, tangisan langit terhenti
Mungkin esok;ujar uja (seutuh roti)
Dharmasrsya, 29 Juli 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
keren ....
Makasih bunsaySalam literasi