Batik Rumah Gadang
( #TantanganGurusiana hari ke-3#)
Sumatera Barat tidak hanya terkenal dengan makanan khasnya rendang, tetapi juga terkenal dengan pakaian batiknya. Batik yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia yang diselenggarakan oleh UNESCO di Abu Dhabi pada tanggal 2 Oktober 2009 , tidak hanya terkenal di pulau Jawa tetapi sudah menyebar merata di seluruh Indonesia.
Setelah diakui UNESCO, Presiden Indonesia saat itu yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuat Kepres Nomor 33 tahun 2009 tentang Hari Batik Nasional yaitu ;
Kesatu : Tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional
Kedua : Hari Batik Nasional bukan merupakan hari libur
Ketiga : Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Batik disetiap daerah memiliki motif yang bervariasi, dan tentunya makna yang berbeda-beda. Menurut Kuswadji K (1914-1986) seorang pelopor seni batik berpendapat bahwa batik itu tidak Cuma sekedar gambar atau ilustrasi saja. Setiap batik memiliki makna. Seperti batik kawung yang maknanya adalah penggambaran bahwa itikad yang bersih, batik Hokokai yang dipengaruhi oleh penjajah Jepang di Indonesia. Begitu juga dengan batik khas ranah minang dengan corak Rumah Gadang yang menggambarkan rumah adat.
Dilihat dari namanya motif batik rumah gadang berasal dari Sumatera Barat. Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya dilakukan secara khusus yaitu ada yang yang dibuat dengan cap dan adapula yang ditulis pada kain. Dahulu kala batik rumah gadang hanya digunakan pada upacara adat khusus, yang kain batiknya digunakan sebagai selendang. Hanya para ninik mamak, bundo kanduang dan datuak panutan adatlah yang boleh mengenakan. Para perempuan menyampirkannya di bahu, sementara para datuak melingkarkannya dileher. Motif batik rumah gadang jika dikenakan dapat menjadikan seseorang menjadi gagah dan elegan. Motif ini dapat dikenakan untuk berbagai keperluan baik formal maupun non formal. Termasuk digunakan sebagai baju batik muslim atau baju batik untuk anak-anak.
Menurut ketua Kerajinan Nasional (Dekrasnada) Sumatera Barat, Nevi Zuairina mengatakan bahwa batik minang memiliki filosofi dari kehidupan yang tinggi. Lahirnya batik di tanah Minang dimulai pada tahun 1800-an, dimana pembatik asal Jawa datang ke Sumatera Barat, karena dibawa serdadu Belanda untuk menjadi budak tambang batu bara. Para masyarakat Jawa yang tidak memiliki pakaian terpaksa membatik pakaiannya. Mereka pun melakukannya dengan cara yang sangat alami, yakni menggunakan tanah liat, yang nama batiknya disebut batik liek.
Dengan semakin berkembangnya waktu, batik kini telah bertanformasi dan memiliki motif dan corak beragam yang terinspirasi dari alam dan kehidupan. Saat ini batik Minang telah memiliki 200 motif serta arti dan filosofi masing-masing. Salah satunya motif dan corak rumah gadang. Sesuai anjuran Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno pada tahun 2019 agar seluruh instansi dan lembaga pemerintah agar menggunakan baju batik daerah khas minang dengan motif rumah gadang. Sehingga berlomba-lomba instansi atau dinas untuk mematenkan baju batik motif rumah gadang. Khususnya SMA Negeri 1 Lembah Gumanti yang terletak di tepian Danau Diatas Alahan Panjang, Kabupaten Solok pada awal semester 2 tahun pelajaran 2019/2020 telah mematenkan dan memperkenalkan baju batik motif rumah gadang dengan warna hitam.
Alahan Panjang, 17 Januari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar