SINTING
Aku jatuh.....
Kini
Aku rapuh
Karena benteng pertahanan yang kubangun sedikit demi sedikit
harus roboh sebelum sampai puncaknya
Ach.... sudahlah....
Mungkin sudah waktunya aku berdiri
di tempatku....
Mungkin sudah saatnya aku mengakui....
siapa....
Diriku.....
Biarlah bahagia bersama mereka
Biarlah kasih dan sayang cinta untuknya
bagi mereka yang memilikinya
Bagiku.....
Hitam dan putih tiada beda
Hanya sekat dan terali besi
dan goresan di dinding hati
Yang aku tak tahu....
Siapa gerangan pujangga
yang mampu membacanya
sepatah kata saja
Kini...
Di tempat yang sunyi ini
Aku mencoba berdiam diri
Biarlah angin menampar-nampar ujung rambutku
Biarlah mentari menyinari sebahagian kulitku
Akan kunikmati.....
di antara derita luka hati ini...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Terimakasih pak Dede. Salam literasi
salam literasi. Terimakasih pak Rahmad
Terimakasih pak Rahmat... Salam literasi
Wow, puisinya keren banget say. Lanjutkan
Terimakasih motivasinya say....
Biarlah angin menampar-nampar ujung rambutku,keren puisinya,salam literasi