MATA ITU SEPERTI BOLA API (Tagur hari ke-15)
Senja adalah sepintas waktu pergantian sore menuju malam. Senja selalu tampak indah dengan semburan warna jingga yang selalu membersamainya.Ada yang bilang di waktu senja itu alam terselimuti aura magis, sehingga orang tua kita dulu sering menasehati agar anak-anak tidak keluar rumah dan menutup semua pintu, jendela menjelang matahari terbenam.Senja juga menjadi sumber inspirasi para pujangga untuk mengukir sejuta kata, menggambarkan keindahan dan filosofinya.
Senja mengingatkan aku akan peristiwa yang terjadi padaku di saat masih kecil. Dulu ketika aku masih belum sekolah SD, selepas senja aku pergi ke sumur untuk mencuci piring.Letak sumur orang tuaku pada waktu itu terpisah agak jauh dari rumah, berada di belakang dapur dan dikelilingi pohon pisang. Ketika aku menimba air, pandanganku tiba-tiba tertuju pada pohon pisang yang berada di sebelah kanan sumur. Aku terpaku melihat sosok itu. Tampak seperti tersenyum padaku, aku ingin menyapanya tapi aku merasa tidak mengenal orang itu. Dengan santainya aku melanjutkan aktivitas mencuci piring. Setelah selesai mencuci piring aku pun masuk ke dapur. Sebelum masuk ke dapur, kuperhatikan lagi sosok itu, dan masih berada di pohon pisang. Dia tersenyum lebar dengan taringnya yang panjang hampir menyentuh tanah, rambutnya panjang terurai berantakan, matanya seperti dua bola api yang merah membara, tapi dia tidak memiliki tubuh dan kaki. Aku tidak menghiraukannya dan masuk ke dalam rumah.
Sampai beberapa tahun kemudian, aku tidak pernah cerita tentang sosok itu kepada sipapun. Karena menurutku itu kejadian biasa yang mungkin juga dialami oleh orang lain. Seiring waktu berjalan dan pergaulanku mulai meluas, aku baru menyadari kalau pengalamanku itu aneh dan itu pengalaman yang menakutkan. Tapi pada waktu itu aku tidak takut sama sekali. Justru sekaranglah aku baru merasa takut bila bertemu dengan makhluk itu lagi. Setiap kali mudik ke rumah induk (rumah orang tuaku), aku tidak berani ke sumur sendirian pada waktu malam hari, meskipun sekarang sumur itu sudah direnovasi dan pohon pisang itu sudah tidak ada lagi.
Tegalgede, 24 September 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Jempol keren... Bu marti...
terimakasih bu Kur Asriatun
Waow ..ngeri sedap bun. Salam sukses berkarya
terimakasih pak sukadi, salam sukses juga untuk jenengan
Hii serem bu...
iya bu indah, dulu waktu kecil aku pemberani. sekarang penakut