Marliza. M. Pd

Tagursiana. 154#

Sore sesampai di rumah, aku mendapatkan berita duka dari teman SMPku yang baik hati yang tinggal di kota Batam. Baru saja anak laki-lakinya telah berpulang keharibaan Illahi Rabbi katanya dengan suara serak dan terputus-putus. Sepertinya ia benar-benar terpukul atas kepergian putra satu-satunya secara sangat mendadak.

Ceritanya sepulang kerja putranya yang bernama Devi berumur 20 tahun, pergi ke bengkel merapikan motornya. Tak lama kemudian dia Pulang dan masuk rumah langsung mandi. Sehabis mandi dia berkata pada mamanya, di kepalanya kok seperti ada angin dan dingin sekali. Lalu oleh mamanya diolesi minyak kayu putih biar hangat. Ternyata wajah Devi makin pucat dan nafasnya terasa sesak, tanpa berpikir panjang lagi langsung saja dilarikan ke rumah sakit. Sesampai di rumah sakit, nafasnya makin sesak, dengan cepat dibantu dengan alat pompa jantung. Setengah jam kemudian dia menghembuskan nafas terakhir.

Innallillahi wainnaillahi rajiun. Kalimat itulah yang menjadikan temanku kuat katanya, karena keyakinan akan kehendak Allah. Dan juga yakin Allah memberikan yang terbaik buat hambanya, serta Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kesanggupannya. Itu yang jadi pegangannya hingga kini ia masih bisa tegar walaupun sangat berat.

Terenyuh rasanya hatiku sebagi seorang sahabat yang dulu sering bersama. Tempat tinggalnya yang jauh dariku, membuat aku tak bisa mendampinginya dalam keadaan duka. Rasanya ingin ku terbang ke sana. Tapi apa daya, keadaan yang tak memungkinkan. Hanya doa yang dapat kupersembahkan buat mu sahabatku dan buat alm, semoga kau tabah dan ikhlas, almarhum Devi anakmu ditempatkan di tempat yang mulia. Aamiin ya Rabbal 'alamin

Baitijannati. 31.08.2021*****