Rangkuman Materi Tematik, Sistem Pernapasan pada Hewan Vertebrata (Reptil)
#TaGurKe-219
Rangkuman Materi Tematik, Sistem Pernapasan pada Hewan Vertebrata (Reptil)
Semua vertebrata yang hidupnya di darat termasuk mamalia yang hidup di air, bernapas dengan menggunakan paru-paru. Vertebrata yang bernapas dengan paru-paru tersebut memasukkan udara melalui lubang hidung (nares) yang berhubungan dengan langit-langit pada rongga mulut.
Reptil sebagai salah satu hewan vertebrata memiliki kulit bersisik dan kering sehingga sulit ditembus oleh air. Hal tersebut menyebabkan cairan yang hilang melalui kulit sedikit hingga reptil bisa bertahan hidup pada habitat yang kering. Kulit reptil yang bersisik dan kering tidak dapat digunakan sebagai media pertukaran gas.
Paru-paru merupakan organ yang sangat adaptif bagi hewan daratan di mana udara membuat kehilangan banyak air (penguapan), sedangkan pernapasan membutuhkan kondisi yang lembab. Hidup bebas di daratan menguntungkan bagi reptil karena mendapat suplai oksigen langsung dari udara. Sistem pernapasan pada hewan reptil dibantu oleh gerakan rongga dada. Tidak seperti sistem pernapasan pada manusia, reptil tidal memiliki sekat diafragma dan pernapasan diatur oleh otot intercostae. Sebagian besar reptil tidak memiliki palatum (atap rongga mulut) sekunder. Hal ini mengakibatkan reptil harus menahan napas ketika menelan makanan. Spesies lain seperti buaya telah berevolusi dan memiliki rongga mulut sekunder yang memungkinkan mereka untuk tetap bernapas saat menyelam. Ada beberapa reptil yang mengambil oksigen melalui lapisan kulit di sekitar kloaka. Sementara itu, ular dapat mengembangkan trakeanya menjadi lebih luas, dan memungkinkan ular dapat menelan mangsanya tanpa merasakan sesak napas.
Organ pernapasan pada reptil terdiri dari:
1. lubang hidung (nostril)
Udara masuk melalui nostril eksterna terus menembus plat yang keras menuju ke nostril interna di belakang lubang. Pada reptil yang hidup di air terdapat vellum dan kemudian melalui glotis (lubang di belakang lidah) sebagai celah lingua menuju ke larynx. Terdapat selaput tipis pada lubang hidung dan ujung trakea yang akan melindungi masuknya air ketika reptil di dalam perairan.
2. Laring
Laring pada reptil tersusun atas tulang rawan tiga buah yang berisi beberapa pasang pita suara, bagi yang bersuara. Laring berhubungan dengan trakea yang tersebut atas gelang-gelang rawan.
3. Trakea
Trakea reptil bercabang menjadi 2 bronki yang menuju ke paru-paru.
4. Paru-paru
Paru-paru reptil terbagi atas bagian-bagian interior yang lebih kompleks dibanding amfibi karena mengandung capilair pulmonalis. Selain itu juga paru-parunya memiliki lipatan-lipatan (alveoli) yang memperluas wilayah pernapasan. Sebagian besar reptil memiliki dua paru-paru yang berkembang dalam rongga dada kanan-kiri. Paru-paru kadal, kura-kura, dan buaya lebih kompleks, dengan beberapa belahan-belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal, misalnya bunglon Afrika, mempunyai pundi-pundi hawa atau kantung udara cadangan sehingga memungkinkan hewan tersebut melayang di udara. Sebagian besar kelompok ular hanya paru-paru kanan yang berkembang, sedang paru-paru kiri mereduksi (kecil) atau bahkan tidak berkembang. Pernapasan dibantu oleh gerakan otot-otot intercostae (tulang rusuk).
Respirasi pada kura-kura (Ordo Testudinae) tidak maksimal karena memiliki struktur tubuh yang dibatasi oleh tempurung yang kaku dan keras. Hal ini memuat proses pernafasan dengan paru-paru mengalami gangguan. Kura-kura akan menggunakan alternatif pernapasan yang dibantu oleh sel epitel mulut dan anus. Pertukaran gas juga dapat secara difusi pada kulit penyu yang hidup di air.
Respirasi pada ular laut, pernafasan paru-paru tidak dapat berjalan dengan maksimal sehingga pernapasan juga berlangsung melalui kulitnya yang lembab. Hal tersebut berfungsi untuk menjaga suplai oksigen yang masuk ke dalam tubuh.
Pada beberapa spesies hewan reptil yang hidup di air, kulitnya menjadi lebih permeabel terhadap oksigen. Kloaka pada reptil juga menjadi alat bantu pernapasan yang dapat memperluas tempat pertukaran udara. Hal ini merupakan salah satu cara adaptasi hewan terhadap lingkungannya.
Proses pernapasan pada reptil adalah:
Tahap Inspirasi
Otot tulang rusuk berkontraksi (merenggang) –> volum rongga dada meningkat –> paru-paru mengembang –> O2 masuk melalui lubang hidung –> rongga mulut –> anak tekak –> trakea yang panjang –> bronkiolus dalam paru-paru –> O2 diangkut darah menuju seluruh tubuh.
Tahap Ekspirasi
Otot tulang rusuk berelaksasi (merapat) –> volum rongga dada mengecil –> paru-paru mengempis –> CO2 dari jaringan tubuh menuju jantung melalui darah –> paru-paru –> bronkiolus –> trakea yang panjang –> anak tekak –> rongga mulut –> lubang hidung.
Pada kura-kura dan penyu, mekanisme pernapasannya dibantu oleh permukaan epitelium lembab di sekitar kloaka. Pada kura-kura selain dengan paru-paru, pengambilan oksigen dibantu lapisan kulit tipis dengan banyak kapiler darah yang ada di sekitar kloaka.
Demikian referensi materi tematik tentang sistem pernapasan pada reptil yang penulis olah dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa pada artikel selanjutnya tentang sistem pernapasan vertebrata untuk kelompok hewan yang terakhir. Salam sehat!
@home, 25 Agustus 2020
Marlina, S.Pd.
#MenujuGurusiana365
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih ilmu IPAnya, bermanfaat. Sukses selalu, Bunda. Salam literasi
Alhamdulillah, sama-sama, Bpk. Salam...
Dapat ilmu IPA pembaca seperti saya. terima kasih. salam
Sama-sama, Ibu.... Salam!
Terima kasih ilmunya,Bu. Salam dukses