Penjaga Bayi
"Ummi hayu atuhlah ngaji, kaka kan udah lama ga ngaji!" Rajuk anak tengah selepas aku tunaikan sholat Isya. Sebenarnya ingin sekali melanjutkan solat taraweh, mumpung adik bayi tertidur lelap. Tapi rayuan manis si tengah memaksaku berhenti sejenak. "Ok ga papa lah, moment emas. "Pikirku, ini bukanlah hal yang jarang terjadi. Malah sering sekali terjadi.
Plus minus si tengah ini sering membuat aku belajar dan belajar darinya. Untuk urusan belajar dia sabar sekali, agak berbeda dengan si sulung yang punya semangat luar biasa saat belajar namun gampang juga melempemnya. Ibarat petasan, maka sulung ku ini adalah petasan yang punya suara daya ledak yang kencang tapi hanya sebentar saja. Sementara si tengah ini mirip kembang api harga 7000 an, lama nyalanya meski tidak mengeluarkan bunyi meledak. Berulang kali dia dengan sabar membangunkan aku dan mengingatkan ku bahwa dia belum mengaji dan belajar mengenal huruf ketika aku terlelap sekejap sembari memberi adik bayi asi. Bulak balik ke kamar dengan sabar dia berusaha bangun aku "Ummi jangan tidur, kaka belum belajar."
Kadang terpikirkan bagaimana itu bisa terjadi, dia bisa begitu sabar dengan kondisi aku dan adik bayinya. Tapi rupanya memang begitulah janji Allah dalam kalamnya. "Dalam satu kesulitan akan di apit oleh dua kemudahan." Mempunyai tiga anak laki laki usia SD, TK dan bayi usia 8 bulan tanpa asisten rumah tangga. Tambahannya diamanahi menjadi guru TK. Lelah, tentu saja. Amat sangat bahkan.
Aku bukanlah seorang ibu yang cerdas banget mempunyai visi misi yang terjadwal, termanage dengan baik terstruktur dan sistimatis. Jauh sekali dari itu. Hanya sesekali diingatkan agar melibatkan Allah dalam segala urusan, itu saja. Namun seringkali bersyukur dan sering terkaget-kaget atas hadiah Allah berupa kemudahan kemudahan. MasyaAllah Tabarakallah.
Seperti konsistennya si tengah yang mengingatkan aku untuk membantunya belajar contohnya. Itu buat ku adalah kemudahan, salah satu hadiah terindah dari Allah. Diantara seabrek jadwal teknis kerumahtangganku, aku tak perlu repot repot memotivasi si tengah untuk belajar. Bahkan dengan sabarnya dia mendatangiku.
Malam ini setelah selesai belajar murojaah, baca hijaiyah pra ummi dan mengenal huruf. Dia menawarkan ku tuk menjaga adik bayi. Kebetulan tepat selesai belajar, si adik menangis meminta jatah asi. Kakaknya faham kalau aku belum meneruskan sholat sunah taraweh. Maka diapun menawarkan untuk menjaga adik bayinya "Ummi, kaka aja yang jagain dede As'ad." Fix, hadiah lagi bisik ku, alhamdulillah.
Selesai sholat ku intip keduanya, rupanya sang penjaga bayi ikut tertidur lelap, alhamdulillah. Semoga Allah mudahkan dan Allah kuatkan belajar shaumnya hingga magrib tiba. Barakallah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar