Pulang ke Indonesia adalah suatu kemerdekaan yang sangat luar biasa. Rasanya itu seperti telepas dari penjara. Hal yang pertama kurindukan pastilah keluarga. Walaupun pas-pasan, aku masih bisa membagikan beberapa buah tangan untuk keluarga tersayang ku. Setelah melepas rindu dan berbagi cerita tentang diriku dirantau, akhirnya mereka memahami kondisi uang yang selama ini aku sembunyikan.

Karena tabungan yang kosong, mau tidak mau aku harus kembali mencari pekerjaan. Hanya seminggu saja betah di rumah. Kehidupan ini terus berjalan. Perjuangan harus dilanjutkan. Namun lapangan pekerjaan semakin sulit, dan persaingan dengan yang lebih muda. Hampir tiga bulan lamanya aku menganggur. Seharusnya pulang dari rantau bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Tapi apa hendak dikata. Kita hanya bisa merencanakan tapi Tuhan yang menentukan.

Sejujurnya aku tidak ingin lagi untuk bekerja menjadi buruh pabrik, tapi pada saat itu hanya itulah lapangan pekerjaan yang bisa kuraih. Kembali aku bekerja disebuah PT yang bergerak di bidang pecah belah. Gaji secukupnya dengan hidup seadanya. Lima bulan kemudian aku mendapat tawaran untuk menjaga toko ponsel. Pamanku membuka toko ponsel kecil kecilan. Aku dipercayai untuk mengelolanya. Sepertinya itu lebih baik dari pada terikat dengan sebuah perjanjian kerja dan selalu dibawah naungan sang penguasa kerja. ( Bersambung..)

Tantangan menulis..