#Day13

Judul: Di Batas Cakrawala

Nama: Maria Agusta

Part 4.

Devita membasuh mukanya. Hidungnya masih terlihat memerah akibat banyak menangis. Dia harus kembali ke rumah sakit.

Devita baru saja selesai mandi. Bau harum sabun mandi menguar dari tubuhnya.

Wanita ini masih terlihat cantik di usianya di penghujung tiga puluh tahun. Kulit putih mulusnya hanya dipoles bedak bayi.

"Ayo, Nak. Tolong antarkan Mama ke rumah sakit."

Devita mendahului Nazmi menuju mobil. Sekarang dia bisa menghubungkan semua peristiwa yang terjadi.

'Mungkinkah Gilang bersama wanita itu sebelum anfal?' batin Devita bergejolak. Terlalu menyakitkan baginya untuk menghadapi kenyataan ini.

Petugas hotel mengantarkan mobil ke rumah Devita beberapa hari setelah Gilang di rawat di rumah sakit. Awalnya, wanita ini berpikiran bahwa Gilang anfal sewaktu rapat di hotel itu. Sekarang, dia mulai ragu dengan pemikirannya itu. Sesuatu terlintas di pikirannya.

"Nak, antarkan Mama ke tempat ini," ujarnya sambil menunjukkan sebuah kartu nama.

Nazmi mengangguk. "Iya, Ma."

Sesampai di hotel, Devita menemui resepsionis dan meminta bertemu dengan manajer hotel. Dia berupaya menggali informasi tentang aktivitas suaminya di hotel ini.

"Maaf, Pak, apakah suami saya ada agenda rapat atau seminar di hotel ini?" tanya Devita kepada manajer hotel itu.

"Wah, saya tidak tahu pasti, Bu. Ada beberapa agenda acara pada waktu bersamaan dengan suami ibu menginap," ujar Devita dengan suara pelan.

Manajer hotel tidak bisa memberikan informasi yang berarti. Dengan wajah tertunduk lesu, Devita keluar dari ruangan manajer.

Namun, dia tidak mau menyerah. Devita menemui seorang petugas hotel yang sedang berjaga di depan pintu hotel.

Devita menunjukkan foto Gilang melalui telepon genggamnya kepada petugas itu.

"Mas, pernah lihat Bapak ini menginap di sini? tanya Devita penuh harap. Semoga dia bisa mendapatkan informasi tentang Gilang.