#Day10

Judul: Di Batas Cakrawala

Penulis: Maria Agusta

Part 3.

Devita sudah membulatkan hati untuk berpisah, ketika suaminya sudah sembuh. Sebagai istri, dia punya keeajiban untuk merawat suaminya. Tidak mungkin rasanya fia membiarkan dan meninggalkan suaminya saat sekarang. Orang akan berpandangan jelek kepadanya.

"Kenapa harus memikirkan perasaan orang lain. Mereka saja tidak pernah memikirkan perasaanku," batin Amirah.

Devita berusaha bersabar. Menikmati rasa sakit itu dengan bibir tersenyum, berkata lemah lembut pada pria sakit yang sudah mengoyak hatinya.

"Kenapa kamu melamun, Dek? Masih marah sama Mas, ya?" tanya Gilang.

Devita bergeming. Malas sekali rasanya dia harus berbasa-basi dengan sang suami.

Lelaki itu tidak tahu kalau boroknya sudah diketahui sang istri. Dalam hatinya dia bertanya-tanya, kemana Sisil? batinmya. Dia sangat rindu wanita itu.

Pengorbanan sang istri yang susah payah merawatnya, tidak terasa oleh Gilang.

Devita memendam semua luka yang ditorehkan sang suami, seorang diri. Pada saat sedang sendirian, Devita kerap termenung. Lelehan air mata sebagai pengungkap rasa sakit itu.

"Semoga Gilang cepat sembuh, sehingga aku bisa menjauh dati hidup Gilang. Bagaimana anak-anak? Naswa dan Najmi akan terpisahkan dari ayahnya,"

batin Gilang.

Anak-anak datang mengunjungi ayahnya di rumah sakit. Devita memanfaatkan kesempatan ini untuk pulang. Dengan diantar Nazmi, Devita pulang ke rumah.

Devita sudah tidak sanggup menyimpan kenyataan kalau Gilang sudah berpaling. Dia sudah memutuskan mengajak Nazmi untuk berbicara.

Devita mengajak Nazmi untuk duduk fi ruang tengah, dia mulai bercerita tentang gelisah hatinya.