Marhaidah, M.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
INIKAH BAHAGIAKU?

INIKAH BAHAGIAKU?

Berawal dari ajakan seorang teman yang bernama Lia, seorang gadis baik hati yang membujukku mengajar di sebuah lembaga PAUD. Jadi guru PAUD? Tidaaaaak !!!”teriakku dalam hati. Bagaimana mungkin aku yang seorang lulusan akademi sekertaris menjadi guru PAUD? Dilihat dari latar belakang pendidikanku, pengalaman kerjaku, dan pandangan teman-teman di sekitarku.

“Aku lebih cocok kerja di kantor, dandan cantik, memakai blazer dengan sepatu high heel layaknya sekretaris dibeberapa sinetron, bisikku.”

Pada awalnya guru bukanlah profesi yang aku inginkan, meskipun waktu kecil aku pernah bercita-cita menjadi guru tetapi seiring waktu cita-cita itu hilang begitu saja, yang aku inginkan setelah menyelesaikan studiku, bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikanku yakni sekretaris cantik bukan guru PAUD.

Entah apa yang menjadi pertimbangan Lia memintaku menjadi guru PAUD. Aku tidak memahami bagaimana mengajar anak usia dini, bagaimana jika mereka rewel, bagaimana jika mereka menangis, bagaimana jika mereka ingin ke toilet, bagaimana dan bagaimana.....seribu pertanyaan hadir dalam benakku. Aku tidak siap menjadi guru PAUD itulah keputusanku.

Keesokan harinya Lia pun berusaha meyakinkanku bahwa aku bisa, katanya aku pandai bercerita, aku selalu riang, aku pintar mengambil hati anak-anak, dan masih banyak lagi pujian yang disampaikan Lia untuk meyakinkanku. “Ayolah Mayy dicoba dulu, kamu bisa kok, aku yakin..” kata Lia berusaha meyakinkanku lagi.

“ Aku nggak cocok jadi guru, nggak deh !!!” jawabku sambil berlalu tanpa serius menanggapi bujukannya. “ Lia nampak bingung melihat sikapku.

“Guru PAUD itu asyik lho, coba deh! saran Lia tanpa menyerah,

“Asyik gimana? yang ada ribet tahu!” jawabku sambil terus mengunyah pisang goreng kesukaanku.

Lia tidak putus asa, dia tetap membujukku agar bersedia mengajar di lembaga PAUD tempatnya mengajar, semua pengalaman mengajar di PAUD diceritakannya padaku dengan penuh semangat dengan maksud agar aku bersedia menerima tawarannya. Menurutnya guru PAUD itu luar biasa, guru PAUD itu selalu gembira, guru PAUD selalu bahagia, guru PAUD itu selalu cantik dan awet muda, dan Syurga adalah hadiah bagi guru PAUD yang ikhlas mengajar.

“Tolonglah Mayy, mau yaaa.. please...” Lia membujukku sambil memelas.

“Coba tiga hari saja, jika tidak betah kamu boleh berhenti deh” ujarnya sambil menatapku penuh harap. Melihatnya seperti itu, hatiku pun luluh.

“Ok deh, aku ijin suamiku dulu ya...” ujarku memberinya harapan.

Dalam hati aku bergumam "Semoga ini awal bahagiaku"

(Penulis adalah peserta Workshop Penulisan Bahan Literasi Bagi PAUD dan Dikmas)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

tulisannya keren dan mantab

09 Aug
Balas

masih berlatih....tks

09 Aug

masih berlatih....tks

09 Aug

Subhanallah...bagus bu Mayy...sangat inspiratif...Lanjutkan..

09 Aug
Balas

Siap lanjutkan...tks sarannya ummi..

09 Aug

Keren bu mayy,sukses selalu

10 Aug
Balas

Hehehe...tks jupeeeee

10 Aug



search

New Post