'sepuluh Rajab, kisah itu bermula'
Tantangan Menulis Gurusiana Hari Ke-118
"sepuluh Rajab, kisah itu bermula"
Seputih awan membekas di langit sore nan jingga
Perlahan-lahan sang Surya pun mulai memudar
Menghilang menuju tempat peraduannya
Malam pun hadir dengan kelembutan cahayanya
Kilauan bintang menyinari tak mengurangi rasa sakit
Jalannya sempoyongan menahan kesakitan tak terbendung
Sesekali ia merintih menahan sakitnya
Terdengar ucapan lafadz-lafadz menyebut AsmaNya
Namun sakitnya semakin sakit dan menjadi-jadi
Air berwarna bening berbau amis bercampur darah bercucuran
Sakitnya tak tertahankan, semakin lama semakin keras terdengar rintihannya.
Tiba-tiba seseorang berbaju putih-putih lengkap dengan peralatan segera menyusulnya dan memapahnya
Menolongnya dengan penuh cekatan, sigap, dan penuh harap
Dinginnya malam tak lagi terasa, keringat mereka menganak sungai, nafasnya tersengal-sengal....
tak lama waktu berselang, terdengarlah tangisan....
Ya, tangisan orok, jiwa yang terselamatkan ketika itu
Lantang sekali....
Tangisannya membuat wajah disekitarnya berkaca-kaca
Tak henti-hentinya mengucap puja dan puji
Lantunan adzan dan Iqamat pun mendentang di telinga si bayi mungil
Perjuangan dan pengorbanan antara hidup dan mati telah berakhir.
Di malam Sepuluh rajab, tiga puluh empat tahun silam, kisah itu bermula.
(Marfis Yuna Riza)
GP:12082020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kalau puisi iza, tak diragukan lagi, puisinya keren.