'Cemoohan Nadya yang Membuat Raya Menjadi Bintang Film'
Tantangan Menulis Gurusiana Hari ke-51
"Cemoohan Nadya yang Membuat Raya Menjadi Bintang Film"
"Aira, Bintang Film, sudah lewat belum?" celetuk Nadya.
"Siapa 'tu Bintang Film?" tanya Aira heran.
"Masa kamu nggak tahu sich, itu tu yang gayanya sok kecakepan," kata Nadya sambil memonyongkan mulutnya ke depan.
"Jujur, aku nggak tahu, siapa yang kamu maksud?" sahut Aira kembali bertanya.
Tiba-tiba Raya berjalan di depan Aira dan Nadya. Seketika pembicaraan mereka berhenti. Raya menyapa mereka sambil meminta izin untuk lewat.
"Nad, Aira, permisi ya, aku numpang lewat," ujar Raya sambil menundukkan badannya. Ketika Raya berlalu pembicaraan mereka pun tersambung kembali.
"Tu, barusan yang lewat si Bintang Film kehilangan pentas," celetuk Nadya kembali.
"Oo, jadi yang kamu maksud Bintang Film itu, si Raya!" sahut Aira dengan mulut ternganga.
"Iya, telat mikir bangetz sih kamu, itu aja nggak tahu," rajuk Nadya dengan kesalnya.
Seketika itu, Pak Maman yang mengajar di kelas 6 bidang studi Pendidikan Agama Islam, menyapa mereka yang sedang asyik berbicara berdua. "Kamu nggak dengar bunyi bel masuk? Masih berbicara juga di luar, ayo masuk!" ajak Pak Maman menyuruh mereka masuk kelas. Mereka pun berlarian memasuki kelas. Pak Maman segera memasuki kelas.
Setelah semua siswa memasuki kelas dan mengecek kehadiran serta kebersihan siswa, Pak Maman memulai pembelajarannya, semua siswa mendengarkan dengan serius. Pak Maman menerangkan Pembelajaran tentang "Menerapkan sikap Akhlaqul Karimah dalam kehidupan sehari-hari." Ketika setengah jam pembelajaran berlangsung, tiba-tiba Pak Maman memberikan pertanyaan "Apa-apa saja contoh Akhlaqul Karimah itu?" tanya Pak Maman ke seluruh siswa kelas 6.
Semua siswa terdiam, banyak diantara mereka yang malu-malu menunjuk tangan, tiba-tiba terdengar suara
"Bintang Film, Pak, Bintang Film, Pak," sahut salah seorang siswa. Pak Maman tertegun mendengar suara barusan. Semua siswa melihat ke arah Nadya, karena suara tadi itu adalah suaranya Nadya. Pak Maman pun menegur Nadya dan memanggilnya ke depan kelas. Nadya tak dapat mengelak lagi mulutnya keceplosan. Nadya pun maju ke depan.
"Nadya, siapa yang kamu katakan Bintang Film tadi? Apa ada di sini yang bernama Bintang Film?" tanya Pak Maman dengan nada tegas. Nadya pun tertunduk diam tak berani bicara mengeluarkan sepatah kata pun. Pak Maman mengulang pertanyaannya lagi. Tetap, saja ia terdiam.
"Tiba-tiba, Aira nyeletuk, "Bintang Film itu si Raya, Pak."
"Benar si Raya yang kamu katakan Bintang Film itu?" tanya Pak Guru lagi.
"Benar, Pak, tadi Nadya bilang itu ke Aira tadi," sahut Aira kembali.
Seisi kelas mulai ribut, Raya hanya terdiam mendengarkan ucapan Aira tadi. Setelah di desak Pak Maman, Nadya pun menjawab dengan suara pelan. "Iya, Pak."
Pak Maman terkejut mendengar jawaban Nadya. Ia pun segera memberi nasehat kepada Nadya. Bahwa kita tidak boleh memberi gelar seseorang, apalagi gelar itu dengan maksud mencemooh dan menghinanya. Perilaku mencemooh dan menghina ini pernah terjadi di zaman Nabi Muhammad ketika hendak berdakwah. Banyak diantara mereka sebelum mereka beriman kepada Allah SWT yang mencemooh dan menghina Nabi Muhammad SAW. Kita sebagai ummat Nabi Muhammad janganlah menjadi pengikut kaum terdahulu yang suka menghina dan mencemooh. Ini perbuatan yang sangat dilarang oleh agama kita dan tidak mencontohkan Akhlaqul Karimah.
"Paham kamu, Nadya, dengan apa yang Bapak cakap tadi," ujar Pak Maman. Nadya mengangguk, dan Pak Maman segera menyuruh Nadya untuk meminta maaf kepada Raya. Pak Maman menyuruh Raya untuk ke depan kelas, Raya terlihat terpukul sekali, Nadya pun meminta maaf sambil menyodorkan tangannya.
"Maafkan aku, Raya, aku telah mencemooh dan menghinamu. Aku janji tidak akan mengulangi kata-kata itu lagi," ucap Nadya sambil memegang tangan Raya. Dan Raya pun memaafkan kesalahan Nadya.
Bel istirahat pulang berbunyi dan semua siswa diperbolehkan pulang. Raya dan teman-teman yang lain pulang ke rumah masing-masing. Raya terkejut ketika sampai di teras rumah Raya melihat Ayahnya sedang bercakap-cakap dengan dua orang pemuda. Ternyata kedua orang Pemuda itu adalah seorang Produser dan Sutradara sebuah film anak yang akan tayang untuk bulan Ramadhan ini. Sang Sutradara pun langsung menawarkan kepada Raya untuk menjadi Aktris dalam Film yang akan disutradarainya.
"Wah, anak ibu ini cocok sekali menjadi peran utamanya, selain cantik, bahasanya lembut dan santun, ini dia tipe Aktris yang kami cari, Bu." Ucap sang Sutradara.
Raya pun menyetujuinya, tak menyangka jika dirinya terpilih menjadi salah seorang Aktris dalam film anak ini. Ternyata, Ibunya Rara pernah mengirimkan biodata Rara ke Rumah Produksi film ini.
Keesokan harinya di sekolah, Rara segera menemui Nadya. Ia mengucapkan Terima kasih kepada Nadya.
"Hai, Nadya, berkat ucapanmu kemarin, aku terpilih menjadi Aktris dalam sebuah film anak yang akan tayang pada bulan Ramadan ini, semua ini karena hinaanmu kemarin, Allah SWT mengabulkannya." Ucap Rara sambil meninggalkan Nadya.
Nadya ternganga mendengar kabar dari Raya, padahal ia sangat ingin sekali menjadi Aktris dalam film anak tersebut, dan ia juga pernah mengirimkan biodata ke rumah produksi film tersebut, sayang sekali Nadya tidak terpilih. Nadya hanya bisa merenung atas apa-apa yang telah ia perbuat.
(Marfis Yuna Riza)

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sukses selalu cerpennya bu
Alhamdulillah, terima kasih, Bu Sofi, sukses selalu untuk kita bersama ya, Bu.
Wah makin mantap za, semakin kesini semakin terasah
Alhamdulillah, terima kasih, kak. Sukses selalu untuk kita bersama, kak.
Mantap bu Za tulisannya salam literasi.
Alhamdulillah, terima kasih, Pak, salam literasi.