'Arti Musyawarah'
Tantangan Menulis Gurusiana Hari Ke-48
"Arti Musyawarah"
Suatu hari Ani menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba Lala datang menghampiri Ani dan menanyakan mengapa Ani sampai menangis. Namun, Ani tidak menjawab. Ia terus saja menangis. Lala berusaha terus menghibur Ani agar ia berhenti menangis. Lagi-lagi usahanya terus gagal dan sia-sia, tetapi Lala tidak kehilangan Akal. Lala sangat sayang kepada Ani, karena Ani adalah sahabat tetangga dekat rumah Lala. Ia sudah bersahabat sejak kecil semenjak masih TK hingga sekarang ia duduk di kelas lima Sekolah Dasar.
Melihat Ani yang masih menangis, Lala pun pergi ke sebuah warung dan membeli sesuatu. Setelah itu ia kembali menemui Ani yang masih menangis.
"Ani, udah dong nangisnya," hibur Lala
"Ini aku belikan es krim untukmu," ujar Lala sambil memberikan es krim ke tangannya Ani.
Lala sangat tahu sekali makanan favoritnya Ani. Benar sekali, Ani langsung berhenti menangis dan mengambil Es Krim yang diberi Lala.
"Terima kasih, ya, La," ucapnya sambil terbata-bata.
"Iya, yuk, kita sama-sama makan es krimnya, nanti keburu mencair," ajak Lala dengan lembut.
Mereka pun sama-sama menghabiskan es krimnya. Tanpa ada tersisa sedikitpun. Setelah menghabiskan es krimnya, Lala pun bertanya kembali apa yang menyebabkan Ani Menangis. Barulah Ani mau bercerita.
"Tadi kami melakukan musyawarah pemilihan ketua kelas di sekolah, aku ingin sekali menjadi ketua kelas, tetapi teman-teman tidak ada yang memilihku, aku sedih sekali, La, aku nggak mau lagi sekolah, aku benci teman-temanku," rajuk Ani dengan wajah kesal dan raut muka yang sedih.
"Oo, itu masalahnya, Ani.... oh, Ani..., aku mengerti dan paham sekali dengan masalahmu, aku pasti merasa sedih juga jika itu terjadi padaku, tetapi Ani, kita tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan, sikap benci dan tidak mau ke sekolah itu tidak baik, Ani," ucap Lala.
Ani pun masih terdiam. Lala kembali melanjutkan perkataannya.
"Teman-teman tidak memilihmu bukan berarti kamu jelek, mungkin ada yang lebih cocok menjadi ketua kelas berdasarkan keputusan bersama tadi, kita harus menghargai pendapat teman-teman dan keputusan bersama demi kepentingan bersama, sikap mementingkan diri sendiri itu serta memaksakan kehendak dalam musyawarah bukanlah contoh prilaku yang sesuai dengan pengalaman sila keempat, Ani," jelas Lala sambil memegang pundak sahabatnya itu.
Setelah lama terdiam dan mendengarkan penjelasan Lala, Ani pun menyadari sikap salahnya.
"La, terima kasih ya atas nasehatnya, kini aku baru paham, aku tidak boleh memaksakan kehendak dan mementingkan diri sendiri lagi, aku berjanji akan menunjukkan sikap tanggung jawab, serta kepedulianku terhadap teman-teman, semoga tahun depan teman-teman memilihku menjadi ketua kelas," kata Ani dengan penuh semangat.
"Iya, Ani, sama-sama, itulah gunanya sahabat bukan? saling menasehati jika teman salah dan menghibur jika sedang sedih," jawab Lala kembali.
"Iya La, kamu memang sahabat terbaikku, aku beruntung sekali memiliki sahabat sepertimu," ujar Ani sambil memeluk sahabatnya itu.
(Marfis Yuna Riza)

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus, jadi inget sampul buku PPKn jaman dulu
Alhamdulillah, terima kasih, bunda.
Keren bun
Terima kasih, bunda, sudah mampir.
Keren za, bisa nabung kumpulan cerita anak ko utk buku tunggal selanjutnya
Terima kasih, kak, sudah baca dan mampir, siiip, InsyaAllah, semoga, kak. Aamiin.
Saya terinspirasi mau nulis juga nih. Makasih ibu
Keren bund
Keren za... mengajarkan menerima pendapat orang lain pada anak dan tidak memaksakan keinginan sendiri
Yupz, kanda. Terima kasih ya, sudah singgah di blog za....
Mantap Za, msngajarkan bagaimana kita bermusyawarah dan mufakat bagi siwa..saling menghargai dan tidak memaksakan keinginan semdiri.
Betul sekali, Pak. Terima kasih ya, Pak, sudah mampir di blog za....