Saya menulis sesuatu yang ingin saya tulis dari dulu. Semenjak saya ingin menulis sampai sekarangpun saya ingin mencoba menulis tapi rasanya toots ini seolah seperti duri yang harus dihindari. Rasanya saya iri sekali melihat goresan-goresan selalu muncul disetiap akun facebook atau grup WA. Ingin rasanya saya berlari untuk menulis supaya saya bisa lebih dulu sampai di garis finish. Mengibarkan bendera keberhasilan lebih dulu itu merpakan suatu kebanggaan. Akhirnya saya mengumpulkan sedikit demi sedikit keberanian diantara rasa takut yang berkuasa dibenak saya. Ketakuatan mungkin sebagian orang mengatakan ah, membosankan sekali. Seperti orang yang mempunyai watak "pangicek" bertemu dengan seseorang yang "paaning". Kesempatan diantara kesempitan seorang ibu yang mempunyai tiga orang anak. Disaat ingin membuka layar laptop tetiba datang si gadis "Nda lanjo nda". Itu gadis ku yang Januari kemarin baru mencukupkan umurnya 4 tahun. Lanjutkan ya. Saya coba membuka layar laptop lagi sambil jinjit- jinjit agar tidak terjadi "keributan" sehingga sibujang ketek tidak terbangun. Saya tulis lagi, dilanjutkan lagi apa yang ada dibenak ini untuk mengeluarkannya sehingga melahirkan kata kata yang indah tapi saya sadar tulisan saya belum seindah tulisan Tere Liye. Alhamdulillah selesai juga diantara kesibukan meng"asikan" sibujang ketek yang mulai lasak ingin memegang apapun yang orang pegang. Ingin mencoba apapun yang orang coba. Inilah yang baru bisa ditulis diantar orang -orang sudah mulai menulis puluhan bahkan ratusan halaman. Yah, saya baru satu halaman. Tapi alhamdulillah selesai. Eits, tapi ini belum berakhir, masih akan ada sambungannya. Di pikiran saya terbesit harapan nanti saya akan menjadi seorang penulis yang hebat. Semangat.