Wow... dirimukah itu sayang !!
Tiap kali mengirim kan tugas on line, sapaan ramah "Assalamu'alaikum bu". lanjutlah dengan kalimat " ijin mengeumpulkan tugas saya bu, terimakasih". Sebagai guru rasanya adem, bagaimanakah salam indah ini akan terlewat. Segera aku balas dengan " wa'alaikummussalam sayang, alhamdulillah! tugasnya betul semua, sempurna", maka berbagai emoticon penghargaan pun aku sebarkan tanpa ragu. Bangga, bahwa aku memiliki murid-murid yang sopan. Rasanya membuncah sebagai guru pengampu Akidah Akhlak.
Namun , tidaklah semua muridku seperti itu. Lihatlah mereka , akan bertanya dengan kalimat.
"Buk..aq gak paham, bisa jelasin ke aku lagi gak?"
"Besok tak kirim tugasnya ya, gpp'kan buk?"
"Buk, ini aq, dengan nomer baru q, video kemarin kehapus, kirim ke nomer ini yang buk? thx ya bu."
Belum lagi melihat profile wa mereka yang wow, kalau tidak game pasti korea. Syukur kalau sekedar mobil balap/ tokoh kartun. Tapi profile seram menakutkan,berdarah-darah,jagoan garangyang kejam, artis-artis korea yang lagi viral ( entahlah, aku sendiri juga kurang paham) Duh, aku seperti melihat muridku dari sisi lain. Penasaran, aku coba cek profile para orang tua mereka. Oh ya aku guru bidang study, tidak semua nomer wali murid aku simpan. Tapi beberapa yang kerap menghubungi aku, pasti aku simpan. Nah, mulailah aku pasang mata. Amati profile, buka status orang tua . Cara mereka berinteraksi dengan aku, selaku gurunya.
Tapi ternyata,justru orang tua punya kesulitan yang sama dengan aku, gurunya. Para bunda justru curhat ,wa-pun mengalir deras ke hpku. Wow, informasinya lebih mengerikan dan di luar dugaan. Bahkan dari orang tua seorang murid (perempuan) yang selama ini sangat manis dan lemah lembut di depanku. Ah, anak-anak ini pintar berkamuflase.Nampak alim dan indah di hadapanku. Namun ternyata, astahghfirullah...!
Sembari terus berharap-harap cemas, duh gusti ALLAH, bertahun-tahun mengajarkan Akidah Akhlak, transfer pesan moral lewat sejarah Nabi Muhammad Sholalahu 'alaihi Wassalam, bahkan nilai norma FIKIH, apakah tidak berbekas?. Kenapa kisah Nabi agung dan para waliullah , tidak membuat mereka bangga? Ah.. ada yang salah dengan aku,atau mungkin orang tua, mungkin juga lingkungan , atau mungkin kekuatan informasi tak terbendung yang mencengkeram murid-muridku. Hingga mereka tidak sempat lagi memilih dan memilah, mereka tidak punya daya untuk menjadi sosok yang di harapkan FIKIH, AKIDAH AKHLAK, SKI, apalagi berakhlalkul karimah seperti harapan A L QURAN.
Aapakah mereka salah baca buku, salah melihat, salah mendengar. Buat aku ini adalah PR besar.
Sungguh Pembelajaran Jarak Jauh ini , Allah sedang menunjukan kepadaku, Lihatlah muridmu, Lalu apa yang akan kamu lakukan??
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pengunaan gadget mengharuskan orang tua ikut peran penting dalam pembelajaran daring. Kita harus memperhatikan android anak dari konten dan situs yang negatif. Keren bunda.
Tulisan yang penuh peringatan. Mengingatkan kita untuk tetap jeli mengikuti perkembangan anak anak kita. Semangat Ibu...
Ya bu, terima kasih banyak. Tantangan menghadapi anak milenial..
Ya bu, terima kasih banyak. Tantangan menghadapi anak milenial..