#tantangangurusiana

#harike-107

Sulungku bagian 7

Pribadi Sulungku di sekolah berbeda sangat kontras dengan di rumah. Di rumah Sulungku pribadi yang hangat, mudah akrab, dan bersuara nyaring. Di sekolah hampir tidak terdengar suaranya, bahkan untuk menyapa orang yang dikenalnyapun tidak dilakukannya. Selain itu dia menjadi pribadi yang pendiam tidak banyak berbicara dan beraktivitas.

Sehingga ketika kumpul keluarga besar, sikapnya yang acuh tadi sering jadi bahan candaan oleh sepupunya. “Syauqi, tadi kita ketemu di sekolahan ya kan, tapi seperti tidak kenal sama kayak tidak saudaraan kita” kata kakak sepupunya. Kebetulan beberapa sepupunya bersekolah di tempat yang sama.

Terkadang bukan hanya sepupu, uwak, tulangnya yang tidak disapa ketika berada di lingkungan sekolah, bahkan aku yang ibu kandungnya sendiripun tidak disapanya. Pernah sekali waktu aku mampir ke sekolahnya untuk memberikan gunting sebagai alat keterampilannya yang tertinggal, saat itu si Sulung dan teman-temannya sedang berbaris, ku jumpai gurunya dan menitipkan gunting tersebut. Tidak seperti abangnya, putriku yang melihat kehadiranku langsung berlari dan menghampiriku, sementara si Sulung hanya berdiam diri dalam keadaan siap tetap berada didalam barisan. Tanpa sapa, tanpa senyuman bahkan lirikan. Setelah pulang sekolah, kutanyakan tentang sikapnya “bang kenapa umi tadi tidak ditegur?”, dengan santai Sulungku menjawab, “Kan lagi baris mi, manalah boleh bergerak-gerak apalagi berbicara kalau lagi baris”.