KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM PENDIDIKAN
Menurut (Nana Sudjana :16 ) kurikulum adalah sesuatu yang diinginkan atau yang dicita-citakan, untuk anak didik. Artinya hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar dimiliki anak didik. Semua keinginan atau hasil-hasil belajar yang diharapkan disusun dan ditulis dalam bentuk program pendidikan yakni kurikulum, yang bentuk wujudnya adalah buku kurikulum serta petunjuk-petunjuknya. Dalam buku kurikulum tersebut terdapat hasil atau tujuan apa yang diinginkan, bahan mana yang harus diberikan, dan pada tingkat atau kelas berapa bahan itu diberikan. Semua itu dituangkan dalam bentuk Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
Sedangkan pengembangan kurikulum (Oemar Hamalik:183-184) adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar-mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar-mengajar.
Dari paparan di atas penulis dapat disimpulkan bahwa penegemabangan kurikulum merupakan langkan-langkah produktif yang harus dilakukan oleh pengembang kurikulum agar kurikulum yang dicanagkan pemerintah berjalan seauai dengan yang di harapakan.
Tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam pengembanagan kurikulum ini. Tentu banyak sekali hambatan-hambatan yang menghadang demi terlaksananya kurikulum ideal
Seperti dikutip dari pendapat (Siswanto : h.66),“Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang ikut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan karena beberapa hal. Pertama, keterbatasan waktu.”
Menurut hemat penulis dari perkembangan kurikulum yang berjalan k13 merupakan salah satu kemelut yang dihadapi para pendidik umumnya dan guru PAI khususnya. Di madrasah saja kita lihat kurikulum yang diberikan sangat padat berkisar di atas 50 jam perminggu, semantara waktu yang diberikan hanya 45 menit/jamnya. jam untuk guru PAI hanya 2 jam dalam seminggu sementara materi yang akan dibahas sangat banyak, kalau dipikir waktu yang tersedia hanya sebatas mengejar kurikulum saja. Akan tetapi tugas guru sebagai pendidik belum mencapai tingkat yang maksimal karena mengejar target kurikulum yang padat. Makanya kebanyakan mereka tidak mempunyai watu luang untuk merumskan kurikulum. Contohnya Guru dibebankan dengan 9 atau 10 KD dalam 1 semester. Atau dibebankan dengan pengerjaan administrasi lain yang sangat membutuhkan waktu dalam menyelesaikannya. Sehingga tujuan kurikulum dari pendidikan terbengkalai
Kedua, kekurangsesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun dengan kepala sekolah dan administrator.
Madrasah kata masyarakat surganya lembaga pendidikan, atinya memasukkan anak ke madrasah berarti telah mengupayakan agar anak mengenal agama, tauhid dan Islam. Namun dibalik itu ada lagi yang jadi persoalan karena berbedanya latar belakang pendidikan, status social, keluarga dan pendapat antar majelis guru ada yang tidak sepaham,pemicu timbul masalah internal di lingkungan madrasah. Mereka saling membenarkan pendapat dan ego masing-masing. nama mementingkan nama lembaga tempat mereka bekerja.
Jika sudah tidak satu suara terjadilah gap yang tidak bisa dielakkan. misalnya dalam pembentukkan tim pengembang kurikulum akan ditunjuk sekitar tujuh orang personil. ada yang memang sudah mampu dan mungkin ada yng dirasa mesti perlu pendalaman kurikulum terlebih dahulu.Karena gap jugalah team pengembang dipilih asal-asalan. Kurikulum yang dicanagkan tidak berjalan satu arah sehingga terjadi carut marut dalam pengembangan kurikulum. Apakah siswa tidak rugi ? secara otomatis siswa jadi korban karena tidak bisa bersaing dengan sekolah lain, seperti KSM,Olimpiade dan lain-lain .akhirnya teringgallah madrasah itu dari madrsah lain.
Ketiga, karena pengetahuan dan kemampuan guru itu sendiri.
Penulis melihat kurang mampunya seorang guru dalam mengembangkan kurikulum karena mereka masih menggunakan opini lama kita sudah senior untuk apa sekolah lagi, kita hampir pensuin,dan sebagaianya. Kalau kita lihat kata-kata menuntut ilmu itu sangat banyak tanpa pakai batas usia atau karena persoalan umur, kesibukkan dan lain-lain sehingga ilmu yang ada tidak diperbaharui akhirnya ketinggalan. Apalagi saat semuanya serba online, serba digital, serba komputer, nyaris mereka yang tidak peduli akan jauh tertinggal, mengakibatkan kemapuna dalam megembangkan kurikulum tertinggal karena zaman terus maju dan berkembang dari hari ke hari .
Hambatan lain (Siswanto:66) datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan dari masyarakat baik dari segi pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang berjalan. Hambatan yang lain yang dihadapi oleh pengembang kurikulum adalah masalah biaya. Untuk pengembang kurikulum, apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen baik metode, isi atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.
Demi terwujudnya pengembangan kurikulum yang diharapkan sangat dibutuhkan kerjasama seluruh komponen baik dari dalam lingkungan pendidikan ataupun di luar lingkungan pendidikan.Jika kurilumnya berkembang dengan bagus, PBMjuga bagus pasti out putnya akan berhasil. Jika out putnya berhasil otomatis akan disambut masyarakat dengan sambutan yang membahagiakan. pada akhirnya suatu instansi /lembaga pendidikan akan dilirik oleh segala pihak.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar