# Tantangan hari ke 114

Kriing....kriing.....,handphone berbunyi, Aya melipat sajadah dan bergegas mengangkat. Terdengar Laila teman akrabnya terisak, " Sabar ya Aya, Taufiq kecelakaan dan sekarang dia di rumah sakit". Aya menangis, firasatnya sudah tidak menentu, dan diseberang sana Laila masih berbicara, " kita berdoa semoga Taufiq baik-baik saja". Aya melanjutan zikir dan berdoa agar taufiq baik-baik saja. Selang 10 menit, handphone berbunyi lagi terdengar Laila menangis," Aya, Taufiq sudah kembali ke haribaan Illahi". Aya merasakan bumi seakan berputar, kepalanya pusing seakan tidak percaya. Apa yang dibicarakan Laila, dia sudah tidak peduli lagi.

Baru tiga hari yang lalu Taufiq minta bertemu, ketika Aya mengunjungi kota kenangan itu. Karena sudah sore dan mobil ke rumahnya sudah yang terakhir, dia menolak dan berjanji hari minggu akan bertemu lagi. " Aya, tunggu agak 15 menit" pinta Taufiq di percakapan terakhir mereka di handphone. " Hari minggu saja ya Taufiq " Aya menjawab sambil naik mobil. Aya sangat menyesal, karena dia tidak bersabar menunggu Taufiq. Dia tidak mengira, Taufiq mengalami kecelakaan sehari sebelum mereka bertemu. Mereka tetap bertemu di hari minggu, tetapi dengan kondisi yang berbeda. Aya menangis didepan jenazah Taufiq yang terbujur, di kelilingi orang-orang tercinta.

Aya berdoa didepan kuburan Taufiq, Aya mengenang kebersamaan mereka yang indah. Tidak saling mengungkapkan tetapi selalu perhatian, saling membutuhkan. Cinta antara mereka terjalin dengan manis, bukan hanya lewat kata-kata, tetapi hati yang bersatu. Taqdir Allah membuat mereka tidak bersatu, meninggalkan sebahagian kenangan indah. Janji bertemu dihari minggu tetap ditepati, walapun raga sudah berpisah.

Sekolah, 28 Mei 2020