Mansiah Abdurrahman

Nama : Dra. Mansiah Tempat tanggal lahir : Jakarta 8 Mei 1966 Alamat; Jalan Kebagusan Raya RT 010/05. No.4, Kelurahan Jagakarsa, Kec,Jagakarsa, Jakarta Selata...

Selengkapnya
Navigasi Web
TRAGEDI JAMBU METE PUTIH
#Tantangan Menulis hari ke 316

TRAGEDI JAMBU METE PUTIH

#Tantangan Menulis hari ke 316

Mansiah Abdurrahman

TRAGEDI JAMBU METE PUTIH

Seperti biasa anak kampung, Delima yang baru berumur 7 tahun dan Abangnya Jaka, yang baru berumur 10 tahun, pergi mencari sesuatu yang mereka juga tidak tahu apa yang mereka cari. Langkah mereka sampai di kebun luas yang bertebing. Di lahan luas itu terdapat pohon jambu mete atau jambu monyet.

“Bang, itu ada jambu mete!”

“Mana abang nggak lihat.”

“Itu Bang, di pohon yang besar itu, warnanya putih!”

“Iya, cabangnya pendek.” Dengan semangat, Jaka segera memanjat pohon jambu mete putih itu.

Rupanya buah jambu mete yang disangkanya berada di cabang rendah, tak sampai dijangkau tangannya.

Semakin bergeser kaki Jaka berusaha meraih buah jambu mete tersebut. Rupanya cabang pohon tersebut tidak mampu menahan tubuh Jaka, tiba-tiba “Kraakk!”

Cabang pohon itu patah dan Jaka jatuh dengan posisi miring. Tubuhnya menindih tangan kirinya. Karena tanahnya bertebing, tubuh Jaka sempat terguling beberapa meter. Tragedi itu membuat Delima ketakutan. Karena usianya yang masih belia, Delima hanya mengambil buah jambu mete yang jatuh bersamaan dengan tubuh Jaka. Tanpa memperdulikan Jaka yang rupanya pingsan sesaat.

“Bang ini jambu metenya!”

“Iya, pegang aja, Aduuh..” Jaka kesakitan, tapi Delima tampaknya kurang paham.

Sambil menahan rasa sakit dan menyaksinyan pergelangan tangannya yang lunglai tidak seperti biasanya , mereka pulang menuju rumah.

Sesampainya di depan pintu Delima masih memegangi jambu mede putih itu, lalu berteriak,

“Emaaak, Bang Jaka jatooh.”

Emak dan Bapaknya berhamburan keluar, sambil melihat Jaka yang sudah mandi keringat, menahan sakit sambil tangan kanannya memegangi tangan kiri yang pergelangannya patah.

“Masya Allaah, kenapa?” Begitu terkejutnya Emak dan Bapaknya.

“Cepetan keluarin motor, ini harus dibawa ke dukun patah tulang!”

Jakarta, Jumat 05 Sya’ban 1442 H./ 19 Maret 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kasihan si Jaka. Ceritanya bagus Bu. Sukses selalu.

20 Mar
Balas

Terima kasih, Bu Tri, ditunggu koreksinya

20 Mar

cerita yang keren..... kasian jaka..... salam sukses selalu

19 Mar
Balas

Terima kasih Ibu Rita,

20 Mar

luar biasa..ibu ikut merasakan sakitnya..smg baik baik saja..

19 Mar
Balas

Terima kasih Ibu War Jiyah, salam Literasi

20 Mar



search

New Post