ROMANTISME KELUARGA RASULULLAH (1) (Para Suami Wajib Tahu)
#Tantangan Menulis hari ke 353
Mansiah Abdurrahman
ROMANTISME KELUARGA RASULULLAH (1)
(Para Suami Wajib Tahu)
Setelah Al-Quran, hadits merupakan pedoman hidup bagi umat muslim dalam menjalani kehidupan agar sesuai dengan ajaran Islam.
Di dalam Al-Quran Surat An- Nisa ayat 21 disebutkan bahwa pernikahan adalah sebagai perjanjian yang kuat (mitsaqon-gholidzo). Jadi pernikahan itu tidak bisa dianggap sebagai hal main-main.
Di dalam pernikahan itu juga terdapat ibadah, berkah, di dunia sampai ke akhirat. Memang tampaknya sederhana menjalani kehidupan berumah tangga, Sebenarnya aktivitas berumah tangga itu bernilai pahala dan sedekah. Jaminan dalam berumah tangga adalah ketenangan, keharmonisan, saling mencintai dengan penuh rahmat, jika dijalani dengan ikhlas di bawah tutunan Al-Quran.
Apalagi ditambah dengan meneladani romantisme rumah tangga Rasulallah bersama istrinya. Banyak kisah yang terdapat di dalam hadits menceritakan tentang betapa romantisnya Rasulullah dan memuliakan istrinya.
Berikut ini beberapa Hadits yang bisa diteladani pasangan suami istri agar rumah tangga tetap harmonis, sampai tua.
1. Tidur Satu Selimut
Diceritakan oleh Aisyah RA, ketika Rasul sedang berada dalam satu selimut dengan Aisyah, tiba-tiba Aisyah bangkit. Rasul kemudian bertanya “Mengapa engkau bangkit ?” Aisyah menjawab “Karena aku sedang haidh wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah berkata “Kalau begitu pergilah, lalu berkainlah dan dekatlah kembali denganku.” Aisyah pun masuk lalu berselimut bersama beliau,” (HR Sa’id bin Manshur).
Begitu romantisnya Rasulullah, beliau tetap mengizinkan Aisyah RA. Berslimut bersamanya walaupun Aisyah RA, sedang haid.
Jika hal ini dilkukan oleh pasangan suami istri, sungguh akan menambah ketenangan dan ketentraman tidur dalam satu selimut. Dalam kehangatan itu, banyak hal baik yang bisa didiskusikan sebelum tidur
2. Sering Mencium Istri
Mencium istri, selain bernilai ibadah dan sedekah, juga merupakan kontak fisik yang menghangatkan dan menenangkan hati. Jika seorang suami melakukan hal ini setiap hendak berangkat kerja, tentu setiap hari ada ibadah dan sedekah, serta setiap hari hati seorang istri akan merasa tenang dan tentram, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah terhadap istrinya.
Dari Hafshah, putri Umar RA sesungguhnya Rasulullah SAW biasa mencium istrinya sekalipun sedang puasa. (HR. Ahmad).
3. Makan dan Minum Bersama.
Dari Aisyah RA, ia berkata : Saya dahulu biasa makan bubur bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.” (HR. Bukhari)
Dalam redaksi Hadits yang lain diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW dan Aisyah RA minum dengan gelas dan piring yang sama. Bahkan makan daging pada bekas jilatan Aisyah (HR. Nasai).
Membaca hadits ini, kita bisa bayangkan betapa kemesraan yang terbina antara Rasulullah dengan Aisyah RA, istrinya. Jika para suami istri meneladani kedekatan dan romantisme yang dicontohkan Rasulullah, tentu akan menambah romantisme dalam rumah tangga. Apalagi jika ditambah saling menyuapi seperti masa pengantin baru, saling pandang, saling senyum, saling mengulang cerita masa lalu tentu akan lebih menambah kemesraan.
4. Tidur di Pangkuan Istri
Aisyah RA berkata : “Pernah Rasulullah SAW berbaring di pangkuanku, saat aku sedang haid, lalu beliau membaca Al-Qur`an.” (HR. Muslim).
Betapa bahagianya kehidupan rumah tangga yang dicontohkan. Bacaan Al-Quran yang dilantunkan Rasulullah, tentu sudah dalam (hafalan) Beliau. Begitu indah cara Rasulullah memperlakukan istrinya dalam situasi yang tenang dan tentram.
5. Mandi Bersama
Aisyah RA berkata: “Aku mandi bersama Rasulullah dari satu bejana. Kemudian Rasulullah mendahuluiku sampai aku berkata, ‘Tinggalkan untukku. Tinggalkan untukku.’ (HR. Muslim)
Bayangkan jika hal itu dilakukan oleh pasangan suami istri di dalam rumah tangganya, tentu akan tercipta suasana mesra setiap saat. Ada canda, ada tawa yang selalu menghiasi kebersamaan.
6. Menyuapi Istri
Dari Saad bin Abi Waqosh RA berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Dan sesungguhnya jika engkau memberikan nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu.“ (Mutafaqun ‘Alaih)
Sungguh ajaran Islam itu luar biasa, semua perbuatan baik yang dilakukan bernilai ibadah. Jika menafkahi keluarga merupakan sedekah, maka bisa dibayangkan berapa banyak dan berapa besar pahala seorang suami yang selalu pergi bekerja mencari nafkah.
Setelah memberikan nafkah, lalu makan bersama dalam situasi yang menyenangkan, bersenda gurau dan menyuapi istri yang juga sudah lelah bekerja di rumah seharian.
7. Mengajak Istri ke Luar Kota
Aisyah RA berkata : “Biasanya Nabi SAW apabila ingin melakukan suatu perjalanan, beliau melakukan undian di antara para istrinya. Barangsiapa yang keluar nama/nomor undiannya, maka dialah yang ikut pergi bersama beliau.” (HR Bukhari dan Muslim)
Tugas istri sebagai ibu rumah tangga sungguh berat. Sungguh hal yang sangat menyenangkan jika pada saat tertentu, suami mengajak istrinya pergi ke luar kota, Disamping menambah kemesraan, maka akan lebih meyakinkan istri, tentang pekerjaan apa yang dilakukan oleh suaminya.
8. Mengantarkan Istri
Shofiyah, istri Nabi SAW, menceritakan bahwa dia datang mengunjungi Rasulullah ketika beliau sedang melakukan i’tikaf pada hari sepuluh yang terakhir dari bulan Ramadhan. Dia berbicara dekat beliau beberapa saat, kemudian berdiri untuk kembali. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga ikut berdiri untuk mengantarkannya.”
Dalam riwayat lain diceritakan, Nabi SAW sedang berada di masjid. Di samping beliau ada para istri beliau. Kemudian mereka pergi (pulang). Lantas Nabi berkata kepada Shafiyyah "Jangan terburu-buru, agar aku dapat pulang bersamamu.” (HR Bukhari dan Muslim)
Perbuatan yang dilakukan Rasulullah adalah bentuk pertanggungjawaban akan keselamatan istrinya. Beliau meninggalkan I’tikapnya sejenak, karena khawatir akan kehormatan dan keselamatan istrinya.
Jika keteladanan ini terjadi di rumah tangga muslim, maka keamanan dan kehormatan istri akan sangat terjaga dengan baik. Apalagi jika istri akan pergi ke tempat yang lebih jauh, maka suami yang baik akan mengantarkannya, atau setidaknya memberikan perwakilan kepada muhrimnya untuk menemani istrinya.
(bersambung)
Jakarta, Ahad 13 Ramadhan 1442 H./ 25 April 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Seandainya semua suami tahu .....
Suami harus tau ya Bu. Mantap. Sukses Bu Mansiah
Iya, Bu Tri, nanti kalau sudah jadi, buku saya, bisa dibaca bersama suami istri, sehingga dengan sendirinya saling memperbaiki, he...he..
Kata orang tua "Kalau jodoh tidak akan kemana-mana". Bagaimana nih Bu Ustazah? Salam sehat selalu.
poin tujuh.
Kata Rasulullah, ikat dulu untamu, baru kamu tawakkal, seperti itu Pak Isak
Masya Allah romantisnya kehidupan baginda yang jarang di ketahui oleh para lelaki....
Semoga tulisan ini bisa memberi manfaat buat pasutri, terima kasih Bu Aqyla sudah mampir