MENGAPA ANDA TIDAK MENIKAH?
#Tantangan Menulis hari ke 255
Mansiah Abdurrahman
MENGAPA ANDA TIDAK MENIKAH?
Pendidikan dan pengamalan ajaran agama seseorang bisa menghapus dendam. Bisa memusnahkan kebencian, bahkan bisa menumbuhkan cinta dan kasih sayang. Pengakuan bahwa Allah Maha Pemaaf adalah bukti bahwa seseorang yang mengamalkan ajaran agama juga mau memaafkan sesamanya.
Kisah yang penulis kutip ini sungguh, akan membuka mata hati kita betapa kelembutan hati seorang yang pemaaf akan melunakkan kerasnya hati seseorang.
Dikisahkan, ada seorng wanita cantik semampai, dia adalah seorang guru di suatu sekolah. Beberapa rekan kerjanya bertanya, “Kenapa engkau tidak menikah, padahal engkau cantik jelita?” Tidak langsung menjawab, wanita itu lalu bercerita. “Ada seorang ibu yang sudah mempunyai lima orang anak perempuan. Saat itu, ia sedang hamil anak keenam. Lalu suaminya mengancam, “Jika lahir nanti perempuan lagi, maka anak itu akan aku buang.”
Benar saja, lahirlah seorang anak perempuan, maka suaminya pun membuang anak perempuan yang ke enam itu dengan cara meletakkannya di depan pintu masjid. Setelah salat isya sampai waktu fajar, ternyata anak itu tidak ada yang mengambilnya. Kemudian suaminya membawa kembali pulang bayi itu ke rumah untuk disusui oleh ibunya. Hal ini dilakukannya berkali-kali, tapi tetap saja tidak ada yang mau mengambilnya. Pada saat suaminya membawa anaknya untuk di buang, istrinya selalu membaca AlQuran, memohon pada Allah agar anaknya diberi keselamatan. Akhirnya suaminya bosan melakukan itu.
Beberpa waktu kemudian si istri hamil lagi, dia mulai takut dan khawatir. Namun kali ini yang lahir adalah anak laki-laki, namun tidak berselang lama, anak perempuan pertamya meninggal dunia. Kemudian si ibu hamil lagi, dan lahir lagi bayi laki-laki, namun kejadian yang sama berulang, tidak berapa lama, anak perempuan mereka yang nomor dua juga meninggal. Begitu seterusnya, sehingga mereka punya lima orang anak laki-laki, tetapi anak mereka yang perempuan dari nomor satu hingga nomor lima semuanya meninggal. Tinggala anak perempuan mereka yang keenam yang dulu tidak dikehendaki itulah yang masih hidup. Hingga akhirnya siibu pun meninggal dan kelima anak laki-laki mereka menjadi dewasa.
Ibu guru itu pun bertanya dengan kalimat retoris, “Tahukah engkau, anak perempuan satu-satunya yang dulu akan dibuang, karena tidak dikehendaki kehadirannya oleh ayahnya?” Dengan berlinang air mata, bu guru itu lalu menjawab sendiri pertanyaannya. Anak perempuan itu adalah saya. Sampai sekarang, saya belum menikah, karena ayah saya tidak ada yang merawat. Sebab ia sudah tua renta. Hanya saya lah yang selalu membantu dan menuntunnya. Sedangkan keliam saudara laki-laki ku, terkadang saja mereka datang sekali-sekali. Sedangkan ayahku selalu menangis, mengingat perbuatannya dulu kepadaku saat aku masih bayi.
***
Subhaanallah, Astaghfirullah, Laa haula wala kuwata Illa Billah...
Jakarta, Ahad 03 Jumadil Akhir 1442 H./ 17 Januari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
subhanallah sungguh indah cerita yang Allah berikan.......salam literasi dan sukses selalu bunda....
Terimakasih, bu Euis, sudah mampir, salam sukses selalu
menyentuh sekali ceritanya. salam sukses.
Terimakasih, bu Rokhana, iya, bakti anak yang salihah
Bagus sekali ulasannya,bunda, salam literasi
Terimakasih, bu Laily, sudah mampir, salam literasi