KECERDASAN MENGELOLA KEHIDUPAN
#Tantangan Menulis hari ke 228
Mansiah Abdurrahman
KECERDASAN MENGELOLA KEHIDUPAN
Tidak semua manusia pandai mengelola keuangannya dalam kehidupan. Ada sebagian manusia hanya memperjuangkan dunia dan mengelola keuangannya hanya untuk kebutuhan hidupnya semata. Mereka lupa, bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara. Bila ia mati, semua harta yang dikumpulkannya akan ditinggalkan.
Ada sebagian manusia yang sangat cerdas mengelola kehidupannya, yaitu orang-orang yang selalu mengiringi kehidupannya dengan memikirkan akhirat. Sebagai persiapan setelah ia mati, maka amal dan ibadahnya akan menemaninya sampai di akhirat nanti.
Semoga kisah ini, bisa menjadi motivasi untuk kita, agar mampu mengelola kehidupan dengan cerdas.
Suatu ketika seorang raja sedang berjalan-jalan di pedesaan. Di sana ia melihat ada seorang petani yang sedang mencangkul sawahnya dengan giat, sambil bernyanyi riang. Melihat hal itu, raja tertarik lalu bertanya, “Wahai Fulan, aku melihat engkau bekerja mencangkul sawah begitu riang dan bersemangat, apakah ini sawah milikmu?”
“Tidak baginda, saya disini hanya bekerja dan mendapat upah.” Jawab petani dengan santun. “Berapa upah yang kamu dapat atas kerja kerasmu, ini?”
“Empat dirham sehari,” jawab si buruh tani. “Apakah itu cukup?” tanya Sang raja.
“Ya, Alhamdulillah, cukup, bahkan lebih, satu dirham untukku, satu dirham untuk aku membayar hutang, satu dirham untuk aku pinjamkan pada yang lain, dan satu dirham untuk saya sedekahkan di jalan Allah.” Sang raja merasa heran dengan jawaban buruh tani tadi, “Itu seperti teka-teki yang saya sama sekali tidak bisa memahaminya.”
Seraya bersimpuh di hadapan baginda rajanya, buruh tani lalu menjelaskan dengan rinci. Seperti ini, Baginda, “Satu dirham yang saya gunakan sendiri adalah untuk konsumsi hidupku dan keluargaku. Satu dirham yang saya gunakan untuk membayar hutang adalah, saya berikan pada kedua orang tua saya. Mereka telah membiayai hidupku, dan mendidikku, sekarang mereka sudah tua, sudah tidak bisa bekerja lagi. Adapun satu dirham yang saya pinjamkan kepada yang lain adalah, saya gunakan untuk biaya pendidikan anak-anak saya, dengan harapan kelak mereka sukses, akan mengembalikan pinjaman itu dengan membantuku yang nanti sudah renta. Sedangkan satu dirham lagi yang saya sedekahkan adalah untuk membantu saudaraku yang sedang sakit.”
Mendengar penjelasan tersebut, timbullah empati raja, kemudian ia memberikan sejumlah uang kepada petani yang gigih dan cerdas itu. Ia sangat pandai mengelola keuangannya. Hasil yang sedikit bisa bermanfaat untuk kehidupannya di dunia dan kehidupannya kelak di akhirat nanti.
Jakarta, Senin 06 Jumadil Awwal 1442 H./ 21 Desember 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan cerita yang mengingatkan kita dalam urusan dunia juga akherat. Sangat bagus. Sukses Bu Mansiah.