#Tantangan Menulis hari ke 246

Mansiah Abdurrahman

HIDUP MEWAH

Dalam memandang kehidupan sering kali seseorang tidak merasa bahagia dengan kehidupan yang dijalaninya, tetapi jika ia memandang kehidupan orang lain tampak sangat menyenangkan. Begitu pun sebaliknya, orang yang dianggap hidupnya bahagia, malah memandang kehidupan orang yang menyangkanya bahagia dialah yang sebenarnya bahagia.

Untuk itu bersyukur adalah sifat yang paling utama. Mensyukuri nikmat Allah, akan membuat hati menjadi tenang, karena kebahagiaan itu tidak bisa diukur dengan harta. Kebahagiaan itu terdapat di dalam hati yang ikhlas, qona’ah dan bahagia. Ternyata tidak semua orang kaya bisa berbahagia. Semoga kutipan kisah berikut ini akan membuat kita bisa bersyukur lebih banyak lagi.

Seorang wanita berkunjung ke rumah temannya. Rumah itu terlihat besar dan mewah. Penuh dengan perabot mahal. Dia mulai menghayal tentang masa depannya. Dia berharap bisa menikah dengan seorang laki-laki yang bisa memberikannya kehidupan mewah bagai di istana. Rumah yang besar, kolam renang yang luas, mobil mewah dengan teknologi canggih, para pelayan yang siap melayani, uang yang banyak, belanja barang-barang mahal, sering berwisata keluar negeri dan seterusnya.

Sesaat lamunannya terhenti karena tegurn dari si pemilik rumah. Diapun tersenyum kepadanya. Saat itu si pemilik rumah mengenakan kaca mata hitam yang cukup lebar. Ia mendengarkan dengan setia ocehan temannya yang selalu memujinya dengan kehidupan yang mewah yang dilihatnya. Temannya itu berharap bisa merasakan kemewahan sepertinya.

Namun, tiba-tiba ia terkesima, tatkala temannya’pemilik rumah’ melepas kaca mata hitamnya. Dia melihat dengan jelas, di bawah kelopak matanya terlihat memar kehitaman, sepertinya bekas pukulan yang cukup keras. Seribu tanya dalam benaknya, apakah temannya itu tidak bahagia di rumah mewahnya?

Jakarta, Jumat 24 Jumadil Awwal 1442 H./ 08 Januari 2021