#Tantangan Menulis hari ke 346

Mansiah Abdurrahman

ALLAH LEBIH MENYAYANGIMU

Berita pagi tadi tidak mudah dipercaya, ketika kabar duka itu ditulis di grup dinas. Sahabat kami, Aulia Afriyeni adalah guru yang paling ceria di sekolah. Gerak langkahmu begitu lincah. Suaramu yang serak-serak syahdu dan pribadi yang humoris, dengan posturmu yang tinggi dan atletis, membuat Ia sangat dicintai teman-teman..

Begitu sibuknya bu Yeyen di perpustakaan sekolah, saat peserta didik meminjam dan mengembalikan buku paket pelajaran. Sebagai ketua perpustakaan kau sangat bertanggung jawab, gesit, cekatan dan disiplin.

Baru beberapa hari lalu kau melaksanakan tanggung jawabmu sebagai bendahara koperasi sekolah. Karena pandemi, sehingga laporan koperasi agak mundur, karena mencari waktu yang tepat. Saat itu canda dan tawamu masih terlihat begitu ceria dan membuat suasana menjadi lebih hangat.

Pagi ini, berita duka itu datang diawali dengan kalimat, Innalillahi wainna ilaihi roojiuun. Terkirim dari nomor HP Ibu Yeyen, sebagian guru menulis mungkin chat ini cuma bercanda, atau permainan kata-kata, tapi beberapa guru mengkonfirmasi kepada anak-anak beliau, ternyata berita itu benar adanya.

Pecah tangis kami semua, cucuran air mata tak henti menetes, mengingat baru kemarin canda tawa, beberapa teman di chat WA, masih berkesan, seakan ini hanya mimpi, mimpi yang nyata. Bahwa Allah lebih menyayangimu daripada kami yang sayang padamu.

Itulah takdir, Allah telah memilih siapa saja yang Dia kehendaki, tidak pandang muda, ataupun tua, tidak pandang sehat ataupun sakit. Jika takdir sudah sampai, maka semua pasti kembali kepada-Nya.

Bu Yeyen, kami mengantar kepergianmu dengan doa terbaik, semoga Allah SWT. mengampuni dosamu dan menerima amal ibadahmu. Ya Allah, jaga dan peliharalah anak-anak beliau yang masih membutuhkan perhatian, masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Berikan mereka ketabahan dan kesabaran, jadikan mereka putra-putri terbaik yang sukses dan menjadi kebanggaan keluarga. Selamat jalan sahabat kami. Walaupun banyak air mata yang mengiringi, kini telah jelas waktu kembalimu, kau pergi diwaktu yang baik, diurus oleh keluarga dengan cara yang baik, dalam keadaan berpuasa dan tadarus. Tapi, kami belum tahu kapan, dimana dan dengan cara apa kami akan menyusulmu. Kembalimu di bulan Ramadhan, bulan yang mulia. Bulan yang penuh keberkahan.

Jakarta, Ahad 06 Ramadhan 1442 H./ 18 April 2021