
GURUKU MENJADIKANKU GURU
GURUKU MENJADIKANKU GURU
Oleh : Ridwan, S.Pd.
(Guru SMAN 1 Jampangkulon, Kab. Sukabumi Jawa Barat)
“Nak, jangan berkecil hati, jika kamu berhasil masuk ke sekolah negeri, insyaallah Ibu akan bantu kamu”. Ucap Ibu guru sambil menepuk pundak saya.
Kalimat itu masih terngiang hingga hari ini. Kalimat yang menyimpan sejuta arti bagi saya. Kalimat yang juga menyejukkan dan memotivasi dari seorang Ibu guru Bahasa Indonesia ketika saya kelas tiga SMP. Jujur saja, pada saat itu saya tengah terpukul setelah mendapati selembar surat dari calon orang tua angkat, bahwa mereka tidak jadi menyekolahkan saya sebab kepindahan tugasnya ke Sumatera. Padahal itulah satu-satunya harapan saya untuk bisa melanjutkan pendidikan. Jika tidak, maka saya akan ikut paman untuk bekerja kuli bangunan di Jakarta. Namun Allah Maha Baik, ia utus beliau untuk memotivasi saya hingga kembali bersemangat menyelesaikan sekolah.
Setelah lulus SMP, saya berhasil masuk ke SMA Negeri 1 Jampangkulon. Beliau membantu pendidikan saya. Dengan ikhlas membagi honornya dari mengajar tiap bulan untuk membiayai sekolah saya.
Jika melihat kondisi keluarga, rasanya tak mungkin saya bisa melanjutkan pendidikan. Ibu saya adalah seorang pembantu rumah tangga di Jakarta, beliau banting tulang untuk menghidupi keluarga sejak sepeninggalnya Bapak yang wafat saat saya baru berusia delapan bulan. Saya kemudian dititipkan pada Kakek dan Nenek, dan beliau bertaruh nyawa mencari nafkah. Namun, melalui Ibu guru yang sangat baik hati, Allah turunkan pertolongan pada kami.
Menjelang lulus SMA, beliau kembali bertanya : “Nak, kalau kamu berhasil lulus ke perguruan tinggi negeri, Ibu akan sekuat tenaga membantu kamu”. Kalimat serupa yang beliau ucapkan seolah berusaha membesarkan hati saya bahwa orang kecil seperti kami pun bisa kuliah seperti orang-orang kaya di daerah ini.
Setelah lulus SMA, saya diterima di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Seperti mimpi, sebab selama ini saya hanya mendengarnya dari cerita orang-orang saja. Cibiran dan hinaan tentu saja datang bertubi-tubi pada kami kala itu. Bahkan ada yang langsung bicara pada Ibu bahwa kami orang miskin jangan terlalu tinggi keinginannya, menguliahkan anak segala seperti orang kaya saja. Mendapati hinaan itu tentu kami hanya bisa menangis, karena memang kami orang miskin. Ibu gurulah kemudian yang menguatkan hati kami lagi bahwa kami jangan hiraukan kata orang, kami harus buktikan bahwa kamipun bisa melewatinya. Saya berangkat ke Bandung dengan tekad bulat bahwa saya harus berhasil dan membahagiakan Ibu, Nenek, serta Ibu Guru.
Saya jalani proses akademik di UPI seperti mahasiswa pada umumnya. Kuliah, ikut organisasi pergerakan mahasiswa, demonstrasi hingga istana, mengajar di lembaga bimbingan belajar, dan menyusun skripsi. Saya memiliki tekad harus lulus tepat waktu, dan Allah mengabulkannya. Selama empat tahun saya kuliah, biayanya dibantu oleh Ibu guru dari honor beliau mengajar, dan sebagian dari beasiswa. Untuk bekal sebagian dari Ibu kandung, dari Ibu guru, dan sebagian lagi dari hasil saya mengajar. Luar biasa, bagi saya ini sungguh suatu keajaiban, pertanda bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah, dan pertolongan itu bisa datang dari tempat yang tidak kita duga. Melalui Ibu guru luar biasa, saya akhirnya bisa mengenakan toga.
Guru luar biasa itu bernama Ibu Karmiati, S.Pd., M.Pd. Beliau mengajar di SMPN 1 Cibitung Kab. Sukabumi. Merantau dari Magetan Jawa Timur. Mengabdi di daerah kami sebagai guru honorer sejak tahun 1995 dan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2006. Ibu guru sudah saya anggap sebagai orang tua sendiri, sebab di darah saya mengalir keringat dan perjuangan beliau. Bersama almarhumah Ibu saya, beliau juga adalah pahlawan bagi kehidupan saya, dulu, sekarang, dan hingga kapanpun. Penghormatan saya setinggi-tingginya untuk beliau, meski hingga hari ini saya belum bisa membalas semua kebaikannya.
Dari beliau pula saya belajar tentang perjuangan, pengabdian, kegigihan, kekuatan do’a, dan yang terpenting adalah makna ikhlas yang sebenarnya. Terimakasih Ibu, terimakasih telah berjuang hingga saya menjadi seorang guru. Kelak, hanya Surga yang pantas atas semua jasamu.
BIODATA PENULIS
Ridwan,S.Pd. lahir di Sukabumi pada 13 Mei 1985. Alumni UPI Bandung dan Arena Studi Apresiasi Sastra (ASAS) UPI. Berprofesi sebagai pendidik dan aktif dalam kepenulisan terutama puisi. Esainya dimuat di harian nasional KOMPAS dan Seputar Indonesia pada tahun 2007. Karya-karyanya yang terbit dalam bentuk buku antologi diantaranya : Rahasia Pelangi kumpulan cerpen bersama (2020), Antologi Puisi Takdir (2020), Antologi Artikel Internet Pendidikan (2020), Antologi Artikel Satu Derap Seribu Giat (2020), Antologi Cerpen Kuraih Senja dengan Rida-Nya (2020), Antologi Puisi dan Cerpen Kembali Menatap Wajahnya (2020), Antologi Puisi Potret Kehidupan (2020), Antologi Puisi Pelangi Cinta (2020), Antologi Puisi Ibuku Surgaku (2020), Antologi Puisi bersama Penyair Indonesia dan beberapa negara ASEAN berjudul Pandemi Puisi (2020), dan Salah satu puisinya bersama para penyair 5 negara ASEAN dimuat dalam buku C-Antagonis, yang terbit di Malaysia (ASWARA, 2020).
Penulis dapat dihubungi melalui WA/Telegram: 085624431248, Facebook: Ridwan Abahna Nayla, IG: @mangridwan_
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga terkabul doa untuk ibu guru yang luar biasa. Aamiin. Sukses, Pak.
aamiin YRA..terimakasih bu..sukses jg untuk ibu..
Wah, ini tulisan keren, Pak Ridwan, saya doakan semoga menjadi pemenang. Izin sya follow, Pak Ridwan, jika tidak keberatan ditunggu fpllbacknya, salam literasi, salam semangat berkarya,,,
barakallah..terimakasih atas apresiasinya bu. saya sdh follback bu..terimakasih..salam literasi..
Luar biasa Mang, semoga beliau selalu sehat dan dalam Lindungan Allah. Semoga tulisan ini masuk dalam deretan pemenang Mang
Aamiin YRA..terimakasih atas doanya bu..
Mantap, Pak. Sukses selalu, ya.
Terimakasih Pak Yudi..sukses dan sehat selalu utk Pak Yudi dan klrga..
Keren Pak, semoga lolos
terimakasih Pak..salam kenal..smga karya bapak juga lolos..aamiin
Allah Maha BaikTerharu baca tulisannya Mang RidwanBetapa dekatnya pertolongan Allah dalam kehidupan Mang Ridwan. Di kirimkan seorang guru berhati mulia. Semoga menjadi amal jariyah sampai yaumil akhir. Semoga tulisan menang Mang Ridwan
Betul sekali Ibu..Allah memang Maha Baik..tak ada keraguan atas hal itu..aamiin YRA..terimakasih atas doanya Bu..sehat selalu brsama Bapak dan klrga..aamiin
ok
Ikut menitikkan air mata membaca kisah perjuangan panjang yang tak kenal kata menyerah ini. Memang semua guru-guru kita sungguh sangat berjasa dan tak kan terbalas. Semoga Allah memberikan tempat terbaik di sisi-Nya Jannah. Barokallah pak.
Luar biasa Mang....perjalana hidup yang berakhir dengan kebahagiaan.Semoga bu Karmiati selalu dlnlm lindungan-Nya
Aamiin YRA..terimakasih atas doanya Bu..