SISWA SMA NEGERI 1 SIMPANG MAMPLAM KE SITUS GUA JEPANG DI BIREUEN
Setelah menempuh perjalanan sekira 2 km dari Kota Bireuen Tim historia (Rabu, 22/01/2025), kami Bersama Kabid kebudayaan dinas pendidikan kabupaten Bireuen tiba di kawasan perbuktikan yang oleh pemiliknya dinamai sebagai Puncak Teulaga Maneh. Kawasan ini masuk dalam wilayah kecamatan Juli dan Kota Juang. Lahan seluas 8 hektar ini adalah milik seorang warga Kecamatan Kota Juang, Muslem, yang sering disapa Tu Lem.
Setelah tiba di puncak, Tu Lem membawa kami menuruni lereng perbukitan yang lumayan terjal. Untuk menuruni lereng ini dibutuhkan kehati-hatian, keberanian dan juga kesiapan fisik. Jika tidak hati-hati, kita bisa saja meluncur bebas ke arah bawah.
Kami pun turun perlahan dengan mengandalkan rerumputan dan ranting sebagai alat pegangan. Setelah berjalan sekitar 5 menit, kami pun sampai ke lokasi. Tu Lem menunjukkan kepada kami beberapa lubang mirip gua. Menurut informasi dari Tu Lem, lubang-lubang mirip gua ini adalah bunker peninggalan Jepang. Seperti diketahui bahwa bunker merupakan jenis bangunan pertahanan militer yang dibangun di bawah tanah.
Posisi bunker-bunker tersebut membelakangi arah laut. Kami pun memasuki beberapa bunker yang terlihat gelap. Dengan bermodalkan senter kecil kami mencoba melihat bangunan tersebut dari dalam. Sesekali kelelawar kecil terlihat terbang di atas kepala kami. Bunker-bunker ini nampaknya masih sangat kokoh meskipun sudah berusia puluhan tahun.
Di kawasan ini terdapat belasan bunker yang sebagiannya sudah dibersihkan oleh Tu Lem. Dilihat dari ukuranya, bunker ini memiliki luas yang berbeda-beda. Ada beberapa bunker dengan ukuran kecil menyerupai tempat persembunyian. Sementara bunker-bunker lainnya berukuran agak luas dan terdapat beberapa ruangan di dalamnya. Bahkan ada bunker yang memanjang seperti terowongan menembus ke luar. Sebagian bunker juga dilengkapi dengan beberapa lubang udara mirip cerobong.
Sampai saat ini belum diketahui apakah bunker-bunker tersebut merupakan peninggalan Jepang menurut analisis kami berdasarkan kontruksi yang kami amati sama seperti yang terdapat pada area lain seperti di seputaran pesisir laut kawasan simpang Mamplam posisinya menjurus ke arah pemantauan gerak musuh dari arah laut , karena tidak ditemukan tulisan apa pun di bunker tersebut. Tapi jika merujuk pada keterangan ahli dalam beberapa literatur, karakteristik bunker yang memiliki lorong, kamar dan lubang di bagian atas pada umumnya dibangun oleh Jepang. Tim historia SMA NEGERI 1 SIMPANG MAMPLAM.






Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga bermanfaat