Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Doa Dalam Marah
Tribun Jateng

Doa Dalam Marah

Utie, bilangin sama Kuroda san, saya hari ini gak bisa masuk. Mobil saya rusak di tengah jalan", lapor pak Oyon, manager produksi.

"Lha bapak kenapa gak bicara sendiri aja. Takutnya Kurosa san pingin bicara langsung. Saya kasih telephonya ke Kuroda san ya?". “Gak usah!!” , jawab pak Oyon cepat. Aku kaget mendengar ucapan pak Oyon yang bernada marah. Tumben pak Oyon berbicara keras.

Sebenarnya mobil saya gak rusak, Cuma saya lagi males aja ngadepin Kuroda san”. Rupanya pak Oyon memang sedang benar-benar marah pada atasannya. Sehingga ia malas datang ke kantor apalagi bertemu dengan Kuroda san.

Atasan pak Oyon, Kuroda san, memang sangat keras dalam bekerja. Disiplin, kerja keras dan jujur adalah hal yang dituntut olehnya. Apalagi jabatan sebagai General Manager quality control merupakan jabatan yang sangat berat. Karena harus bertanggung jawab atas qualitas produk yang dipasarkan. Itu sebabnya, Kuroda san, sangat keras terhadap bawahannya.

Sebelum pak Oyon, ada manager QC yang juga sering kena semprot Kuroda san. Sama seperti pak Oyon, manager terdahulu itu juga sering merasa marah dan kesal hati. Akan tetapi karena tak pernah bisa marah secara langsung pada atasannya, yang terjadi hanyalah umpatan-umpatan, yang kadang menurutku sedikit keterlaluan. Ujung-ujungnya sang manager lama, harus terdepak karena sakit parah.

Belajar dari pak Oyon dan manager sebelumnya, aku semakin berhati-hati terhadap ucapan sendiri. Cuplikan di atas, hanyalah contoh kecil yang dapat kuceritakan di sini. Sumpah serapah yang kita ucapkan kepada orang lain, Sejatinya adalah ucapan terhadap diri kita sendiri. Ucapan adalah doa, itu yang sering kudengar. Sehingga ketika kita berucap yang tidak baik, mungkin maksudnya ditujukan kepada orang lain, tetapi sesungguhnya kita berucap kepada diri sendiri.

Mungkin awalnya, pak Oyon dan manager lama, merasa sebagai “korban”dari kekerasan hati atasan. Alhasil mereka mengucapkan doa-doa yang diliputi dengan kemarahan. Dan ternyata doa-doa itu diijabah, namun tidak terjadi pada orang yang dimaksud, melainkan pada dirinya sendiri.

So, berdoalah yang baik-baik, walaupun kau sedang merasa terzholimi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post