Maemunah.

Pengawas Pendidikan Guru Agama Islam(SMP) Kementerian Agama Kota Cilegon. Lahir di Serang, pernah belajar di IAIN SGD Serang dan IAIB Serang Banten. Pernah meng...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mendidik sikap Santun Sejak Dini
almuflihun.com

Mendidik sikap Santun Sejak Dini

# Tagur 301 (10-06-2021)

Mendidik Sikap Santun sejak Diini

Dalam tatanan kehidupan akan lebih indah jika diantara kita saling tegur sapa. Namun rasa sedih dan kecewa ketika bertemu malah acuh. Ketika ditegur katanya ga kenal. Dengan sesorang yang sejatinya saling tegur sapa. Apalagi sekarang dengan pembelajaran online dan juga menggunakan masker tambah dengan mudahnya beralasan lupa karena mukanya tertutup.

Semestinya karakter baik itu harus ditanamkan sejak dini mulai dari keluarga. Karakter baik tidak dijamin oleh kepintaran seseorang. Etika dan budi pekerti lahir dari kebiasaan dan budaya di sekitar anak tumbuh dan berkembang. Peranan orang tua sangat penting untuk membentuk karakter terutama untuk sopan santun. Keluarga adalah tempat paling utama dan pertama untuk pendidikan sopan santun pada anak.

Namun saat ini, sikap sopan santun pada anak-anak semakin berkurang. Orang tua harus sejak dini mulai mengajarkan sopan santun kepada anak karena kebiasaan ini memerlukan waktu yang cukup lama. Sebagai orang tua harus memberikan contoh dan menjadi teladan sehingga anak menganggap serius hal tersebut.

Lantas, bagaimana cara mengajarkan sikap sopan santun? Yuk ikuti cara mendidik anak tentang sikap sopan santun!

1. Mulai dari Sekarang

Sebagai orang tua, kita harus paham dan mengerti kalau pendidikan karakter harus dimulai sedini mungkin. Umur 1-3 tahun adalah waktu yang tepat sehingga anak akan mengingatnya dengan baik. Pada-pada usia tersebut, kamu bisa mendidik anak cara bersalaman, meminta izin, dan cara duduk yang benar.

Jangan menunggu ketika anak sudah besar dan menyerahkan tanggung jawab kepada pihak sekolah. Pembelajaran sopan santun harus dilakukan secara bertahap dan menjadi tanggung jawab sebagai orang tua

2. Jadilah Contoh yang Baik

Mengajarkan anak sopan santun akan sia-sia bila kita tidak mencontohkan kepada mereka dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan karakter yang sesuai norma sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Dengan mencontohkan perilaku sopan dan santun, anak akan lebih mudah mencerna dan menirunya. Jadi, karena mengajarkan dan mencontohkan pada anak apa sikap sopan santun cara terbaik adalah melalui contoh bukan dengan cara memberi nasihat.

3. Ucapan Terima Kasih, Tolong dan Maaf.

Tiga hal sederhana yang harus kita ingat untuk mengajarkan sopan santun pada anak adalah untuk mengucapkan terima kasih, tolong, dan maaf. Ajari anak untuk mengucapkan kata “tolong” saat meminta bantuan, mengucapkan “terima kasih” setelah dibantu, dan meminta “maaf” saat melakukan kesalahan.

Selain itu, kita juga bisa mengajarkan kata-kata lain seperti izin, ucapan salam, dan lainnya. Ingat juga untuk memberi contoh sehingga anak bisa meresapi kebiasaan-kebiasaan tersebut.

4. Konsisten

Dalam mengajarkan sopan santun, bunda tak bisa melakukannya dengan instan. Perlu proses dan ketekunan, sehingga benar-benar dapat dijangkau oleh anak-anak. Jangan pernah lelah untuk mengingatkan anak tentang perilaku-perilaku yang mencirikan sopan santun.

Anak mungkin lupa tentang tata krama yang benar, namun kita bisa mengingatkan mereka dengan sabar. Selain itu, janganlah mentolerir sikap anak yang tidak sesuai. Terlalu sering memaklumi sikap mereka akan terlihat tidak konsisten.

5. Memberi Apresiasi yang Sesuai

Ketika apa yang kita lakukan dengan sopan santun dapat diterapkan oleh anak dengan baik, berikanlah pujian kepada mereka. Bisa berupa hadiah makanan atau minuman kesukaannya. Namun, jangan berlebihan saat memberikan ujian karena membuat anak berlaku sebagai hadiah bukan karena bermanfaat.

Hal sebaliknya bila anak tidak bersikap sopan santun yang telah kita berikan, berikan mereka peringatan sehingga menyadari kesalahannya. Jadilah orang tua yang adil. Apresiasi tidak hanya berupa pujian namun juga teguran bila anak melakukan kesalahan.

Referensi: alodokter.com dan bacaan lainnya.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan penuh hikmah dan sangat bermanfaat. Sukses selalu Bu Maemunah. Salam literasi.

10 Jun
Balas

Terima kasih supportnya. Salam sukses juga bu Zulfa

10 Jun

Artikel yang bermanfaat. Keren Bun. Sukses selalu.

10 Jun
Balas

Saya sangat setuju..harus dimulai sejak dini..artikel yg berkualitas..lanjutkan

10 Jun
Balas

Terima kasih pak Eko kunjungannya. Salam literasi.

10 Jun

Betul sekali bunda kita harus menanamkan sejak dini kepada anak anak kita tentang etika sopan santun karena sekarang ini sdh mulai krisis moral

10 Jun
Balas

Dekadensi moral melonjak sejak pendidikan karakter ditiadakan. Otomatis pencarian panutan menjadi otodidak. Yang keberhasilannya masih diragukan. Tulisan keren... inspiratif

10 Jun
Balas

Sangat setuju.. ulasan yang sangat bermanfaat. Sukses selalu Bu Maemunah..

10 Jun
Balas

Terima kasih skssnya. Salam sukses juga bu Rita.

10 Jun

Setuju, bunda. Ulasan yang bermanfaat. Sukses selalu...

10 Jun
Balas



search

New Post