#Tantangan Gurusiana menulis hari ke 46 ((10 Juli 2020)

 Ikhlas penyejuk jiwa penenang raga

 Ikhlas mudah diucapkan….mampukah keluarga pak Bakar melaksanakannya.

Kebiasaan pak Bakar menjelang magrib siap-siap dengan berpakaian rapih, memakai sarung  baju koko dan sajadahnya berangkat menuju masjid dengan mengendai motornya. Sampai dimesjid motor disimpan ditempat biasa(di halaman) dikuncinya dengan rapih, banyak motor para jama’ah dilapangan itu. Motor pak Bakar posisinya ditengah, karena datangnya lebih awal, dibelakangnya banyak berjejer motor  jama’ah yang mau melaksanakan sholat berjama’ah.

Sholat magrib dimulai, semua jama’ah masuk masjid melaksanakan sholat dilanjutkan  yasin bersama.  Sementara Fani(istri pak Bakar) Andi dan Ami (anak-anak nya) sholat dirumah. Selesai sholat nunggu pak Bakar niatnya mau yasinan bareng, namun pak Bakar belum datang juga. Akhirnya Fani, Andi dan Ami mulai yasinan bersama tanpa kehadiran pak Bakar.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu pagar rumah terbuka.. kletrek..klerterk.“Assalamu’alaikum” ucap pak Bakar “ wa’alaikum salam” sahut Fani menghentikan ngajinya. Menyambut pak Bakar yang datang dari masjid. Tiba- tiba pak Bakar  ngambil kunci dari saku bajunya sambil nunjukin “ ini kunci motor tapi motornya ga ada hanya kuncinya yang ada”. Terus kemana motornya..? tanya  Andi. “Motornya diambil maling”.jawab pak Bakar. Dengan nada lembut dan bijak Fani mendinginkan suasana berucap “ ikhlaskan saja ga usah dicari semoga Allah membalas lebih dari yang hilang.” Spontan mengaminkan “ Aamiin ya Allah”.

 Cilegon 10 Juli 2020

Salam Literas