MA'ARIF SETYO NUGROHO

Nama kecilnya Nu atau Enu, dilahirkan dan dibesarkan di tempat yang berbeda. Sumpiuh di kabupaten Banyumas dan Bobotsari di Kabupaten Purbalingga dari leluhur y...

Selengkapnya
Navigasi Web
Teknologi, Pemanja Manusia

Teknologi, Pemanja Manusia

Sepanjang sejarah peradaban manusia dari yang paling sederhana hingga yang paling modern, perkembangannya seiring dengan tingkat penguasaan pengetahuan. Dan perkembangan pengetahuan seiring dengan kemampuan manusia dalam menyikapi perubahan lingkungan alamnya.

Jadi, pada hakekatnya kemampuan beradaptasi manusia merupakan hasil dari proses panjang kehidupan. Pengalaman-pengalaman manusia sepanjang kehidupannya itulah yang kemudian terakumulasi, baik secara sengaja maupun secara kebetulan, terdokumentasi dalam memory otak dan perasaannya.

Akumulasi pengalaman itulah yang kemudian menjadi bahan pemikiran manusia-manusia yang memiliki pola pikir dan kemampuan lebih tinggi dalam merangkai hubungan kausalitas antar pengalaman tersebut, dibanding manusia lainnya.

Manusia-manusi "linuwih" itulah yang kita kenal sebagai para filsuf, ulama, ilmuwan, akademisi dan tokoh-tokoh pelopor. Di setiap masa selalu ada golongan tersebut.

Dalam konteks pembicaraan ini, tentang teknologi, di era millenial ini, kita asumsikan saja golongan mereka ini adalah para pengembang di bidang komputer atau teknologi informasi. Peran mereka begitu dominan dalam mengubah pola kehidupan masyarakat sekarang.

Sekalipun ada pemgaruh besar lain seperti kebijakan politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya, namun peran para pengembang IT ini tak tergantikan. Kita saat ini tak bisa lepas dari pengatuh mereka, termasuk saat membaca ini, saya dan Anda sedang hanyut dalam buaian hasil kerja mereka.

Jangan ditanya di tempat kerja dan cara kerja kita, semuanya, sekali lagi semuanya, sudàh dijerat dengan teknologi. Perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, semuanya menggunakan alat kerja buatan mereka.

Mulanya, tujuan mereka menciptakan teknologi adalah untuk mempermudah kehidupan. Namun kita (khususnya saya) sekarang benar-benar jadi tidak nyaman dengannya.

Mengapa? Karena mereka semua menginginkan pekerjaan mereka jadi mudah, dengan cara memaksakan teknologi pada kita dengan dalih efisiensi, efektifitas, dan kesempurnaan hasil kerja dan sejuta alibi lainnya.

Hierarki pemaksaan itu seperti hukum tekanan, khususnya tekanan fluida, menekan ke segala arah. Tekanan itu menular atau merambat ke bawah. Alasannya sama, demi harmonisasi atau keselarasan antara target dengan rencana awal.

Semua ingin mudah, akibatnya level paling bawah merasakan tekanan yang paling besar. Lihatlah anak-anak kita, teknologi membuat mereka jadi manja, tak tahan menghadapi tekanan, tak kreatif mencari solusi, tak sigap menyikapi tantangan alam dan sosial.

Nilai-nilai humanisme makin pudar atas nama pengembangan teknologi dan masa depan, lupa bahwa nilai-nilai universal kehidupan tak cukup hanya dalam bentuk narasi, butuh lebih banyak interaksi verbal, dalam bentuk berbagai macam kegiatan bersama.

Entahlah, rasanya masih banyak yang perlu dilakukan daripada sekedar belajar melalui media informasi hasil pengwmbangan teknologi para pioneer di dunia digital.

Wallahu'alam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa ulasannya pak, bertambah lagi pengetahuan saya, sukses selalu pak

05 Apr
Balas

Alhamdulillah jika demikian adanya, semoga jadi berkah kita semua, Pak, ssukses juga untuk Pak Tito.

05 Apr

Amin Allahumma amin,

05 Apr



search

New Post