Menjadi 'Guru Penggerak' Tanpa Ikut Seleksi
"Memang bisa ?", mungkin begitu yang ada dalam benak anda sesaat setelah membaca judul di atas. Terlebih lagi proses seleksi yang saat ini sudah mencapai tahap 7 belum dilanjutkan, bahkan ditunda sementara.
Lalu bagaimana kok bisa nulis judul di atas ?
Kalau kita ingat apa yang disampaikan mendikbud saat pidato pelantikannya, eh, saat peringatan HUT PGRI beberapa waktu lalu yang kemudian sampai sekarang banyak dijadikan meme, maka hal itu bukanlah hil yang mustahal. Saat ini adalah masa di mana pendidikan (ijasah) tidak menjamin kompetensi, saat di mana kompetensi tidak menjamin kesuksesan, atau apalah apalah, intinya tentang disrupsi teknologi terhadap kehidupan.
Jika tanpa menempuh pendidikan saja di masa sekarang ini bisa menjadi orang pintar, bisa menjadi orang sukses, maka bukan hal yang mustahil menjadi "guru penggerak" tanpa ikut seleksi. Teknologi sangat memungkinkan untuk mewujudkannya. Terkecuali jika ingin menjadi guru penggerak tanpa tanda kutip alias tanda petik.
Nah, sekarang pasti sudah paham maksudnya, meskipun tidak saya jelaskan lebih lanjut maksud dari tanda kutip itu. Begitu, kan ?
Baik, saya menulis bukan hanya untuk anda yang sudah paham saja, tetapi juga untuk orang yang belum paham, dan juga yang terpenting adalah untuk diri saya sendiri, untuk mengungkapkan isi pikiran agar tidak mengendap dan menyumbat jalur lalu lintas data di dalam otak saya yang begitu picik ini. Agar nanti kalau suatu saat lupa, saya masih simpanannya.
2024 program guru penggerak rencananya harus sudah tuntas. Kalau tidak tuntas kemungkinan juga tidak akan berlanjut, wong pasti di 2024 itu akan ganti pemerintahan dan pastinya ganti kebijakan lagi. Bukan saya mengharapkan hal yang negatif, tetapi kita sudah sepaham, kan, bahwa perubahan itu suatu keniscayaan ?
Secara ilmiah, saya punya dasar bahwa 2024 menjadi titik akhir program. Dr. Eni Kuswati, salah satu guru hebat yang juga menjadi inisiator dan konseptor PGP pernah menyampaikannya di sebuah webinar yang saya ikuti. Menurut beliau, 2024 diproyeksikan semua sekolah di Indonesia sudah bergerak, sudah menjadi sekolah yang melaksanakan program sebagaimana sekolah penggerak yang sekarang.
Jadi, dapat diasumsikan bahwa kita yang tidak lolos seleksi CGP saat ini, otomatis harus menjadi guru penggerak di 2024. Itu karena sekolah kita sudah menjadi sekolah bergerak. Menjadi sekolah yang menggerakkan pembangunan untuk mewujudkan Indonesia maju.
Tapi bukan sekolah ambruk, lho yaa? Bisa saja, saking semangatnya guru dan siswa bergerak, sampai terguncang semua gedungnya...
Itu kemungkinan logis berdasarkan terawangan programnya. Selain itu ada juga kesempatan menjadi GP secara ilegal maupun legal tapi nonformal. Caranya mudah, dengan mencuri secara diam-diam dan secara terang-terangan.
Saya pernah mencoba keduanya, dan sedikit kelihatan hasilnya, eh, bukan kelihatan, tapi saya rasakan. Sampai sekarang saya kadang-kadang masih curi-curi dari mereka, dan mereka tidak merasa dirugikan. Asyiknya tuh di situ.
Apa untungnya jadi GP gadungan atau siluman ?
Entahlah, saya hanya seneng saja mengikuti bagaimana para CGP membuat status yang harus dikomentari, membuat video yang harus dishare, menyusun Modul yang harus dibagikan, dan sebagainya. Bahkqn mungkin beberapa CGP di sinipernah juga saya komentari setoran tugasnya, entah di FB di yutub, atau di MGI juga ada.
Begitu cara saya nyolong ilmu CGP, anda mau juga ?
Ngaliyan, 202206241701
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisannya daging semua. Begitulah tulisan guru bergerak.
Ada kecapnya, dikit, biar nggak blingsatan, pedesss...
Salam kenal Bapak Enu, mau juga donk ikut GP gadungan.
Wa'alaikumussalam.. mari marii mariii... gadung yang nggak pahit, Bu Rina. Tapi jangan bilang saya yang ngajari lho, kalau diciduk aparat hehe...
Keren nih ulasannya, curahan hati pak Ma'arif he..he... Semoga sehat selalu
Curahan pikiran, Bu, efek gak kuku kalau harus 9 bulan digodog, hehe..
Ulasan yang sangat bernas tapi dijelaskan dengan santai, keren sekali Pak, salam sukses selalu.
Alhamdulillah, pas pikiran nyantai nih Bu Musda, jadi kebawa di tulisa makasih hadir dan atensinya, Bu. Sehat n sukses juga buat ibu.
Nyolong ilmu itu sih sangat boleh apalagi yang dicolong tak keberatan. Ilmu colonganya dibagi-bagi ya Pak.
Waah.... wong Bu Nanik kan GP juga to? Mosok minta hasil nyolong ? Btw saya gak pelit, insya Allah tak bagi-bagi, kalau pas mood ..hehe...