MA'ARIF SETYO NUGROHO

Nama kecilnya Nu atau Enu, dilahirkan dan dibesarkan di tempat yang berbeda. Sumpiuh di kabupaten Banyumas dan Bobotsari di Kabupaten Purbalingga dari leluhur y...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kalian Gembira, Akupun Bahagia

Kalian Gembira, Akupun Bahagia

Salah satu pertanda proses pembelajaran yang berhasil adalah susana kelas yang gembiŕa. Itu menurut beberapa pemateri yang pernah saya ikuti kajiannya dalam kegiatan pengembangan diri. Entah siapa saja mereka, saya tidak ingat persis, yang jelas bukan karena saya tak menghargai mereka, tapi karena keterbatasan memory saya, jadi, mohon maaf jika ternyata salah satunya adalah Anda. 

Nah, pagi ini saya mendapatkan momen itu, setelah sejak sore hari hingga menjelang pagi tadi pikiran saya terhantui oleh kejadian kemarin. Betul-betul saya merasakan galau dan gundah gulana tiada terkira. Karena menjelang jam kepulangan justru saya memergoki beberapa siswa sedang bermain HP di kelas, saat mana rekan guru yang bertugas sedang tidak berada di tempat. 

Ngamuknya saya kemarin bukan karena mainnya, tapi lebih pada sikap teledor dan tak bertanggungjawabnya. Sejak awal sudah ditekankan bahwa jika ada tugas atau kbm menggunakan HP, usahakan jangan disalah gunakan untuk kegiatan lain, khususnya pada jam pelajaran. Dan yang kedua, usahakan saat mencari materi belajar menggunakan Hp, hindari proses Copast, menyalin, dan atau menyontek tanpa memahami isinya dan tidak menyebutkan sumbernya. 

Dari situ saya mengambil pelajaran, bagaimana caranya agar mereka lebih bisa bertanggung jawab dalam penggunaan HP di sekolah. Bukan maksud saya ingin membatasi, tetapi agar kebiasaan positif dapat berjalan efektif bukan karena adanya punishment and Reward, tapi karena tumbuhnya karakter sebagai hasil dari pembiasaan. 

Setelah mendapat gambaran matang, malam itu juga saya umumkan di grup WA kelas, bahwa hari ini pembelajaran IPS menggunakan HP. Tidak ada reaksi apapun di sana, meskipun ketika saya buka info messagenya terlihat centang dua di beberapa akun. Tak masalah, meski tidak semua membawa HP, pembelajaran insya Allah tetap dapat berjalan efektif, saya sudah punya gambarannya. 

Alhamdulillah, paginya ada 10 anak yang membawa, dari 23 siswa, berarti bisa dilakukan diskusi kelompok dengan masing-masing kelompok menggunakan setidaknya dua Hp. Dalam waktu tak lebih dari 5 menit, terbentuk 5 kelompok diskusi, tanpa nama kelompok sebagai formalitas. Tidak masalah, saya hafal semua anggotanya. 

Alhamdulillah, dengan panduan terstruktur, meski tidak tertulis, diskusi bisa hidup. Dan ketika saatnya refleksi, semua merasa senang dengan model itu, dan mau untuk seterusnya seperti pagi ini, plus kesediaan untuk bertanggungjawab dalam menggunakan HP di sekolah. 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post