Menulis Menceracau
Dalam diri ini, banyak sekali terpendam pikiran-pikiran yang ingin sekali disampaikan. Tentang andaian-andaian masa lalu, dan harapan-harapan masa depan. Bahkan nyaris dilupakan apa yang terjadi 'kini'.
Andaian-andaian masa lalu kadang menggangguku. Demikian juga dengan harapan masa depan. Ada ketakutan jika langkah-langkah yang aku bangun di masa kini tak membawaku pada sesuatu yang diharapkan di masa depan. Kegagalan-kegagalan di masa lalu, atau hal-hal yang di masa lalu yang tak banyak membawa kemajuan di masa kini, membayangi terus menerus seperti hantu. Menakutkan. Dan aku tak bisa lari dari bayangan itu. Kadang lebih menjengkelkan semakin berupaya melawannya malah semakin besar kekuatan bayangan itu menghantui, mendatangiku, menjamahku tanpa seizinku.
Temenku bilang - yang sudah terbiasa menulis catatan harian - ia menemukan semacam 'healing', penyembuhan lewat laku menulis. Uneg-uneg yang tersimpan di dalam dirinya seakan menemukan kanal atau saluran pelepasan lewat tulisan. Setiap kali ia mengalami semacam gejolak emosi, maka ia segera menuntaskannya dalam secarik kertas - atau saat ini ia lebih sering duduk di hadapan laptopnya, dan sepuluh jarinya segera membantunya menuangkan apa yang ada di dalam pikirannya. Apapun itu.
Dan sebagai suatu tulisan yang spontan, maka ia biarkan diri dan pikirannya mengalir begitu saja. Bahkan terkadang terbaca semacam sebagai racauan belaka. Yang apabila dibaca-baca lagi di lain waktu, atau beberapa menit atau jam setelahnya, tulisan itu benar-benar seperti racauan, bukan sebuah tulisan yang tertata - sengaja ditata dengan sistematis, bukan semacam sebuah ungkapan pikiran yang disiapkan, yang disajikan dengan penuh persiapan, dengan konstruksi yang logis.
Tidak. Tapi betul-betul amburadul. Seperti saat ini, aku tak mengerti sebenarnya sedang menulis apa. Pada judul, kutuliskan saja 'Menulis sebagai Meditasi'. Tapi apakah isinya berisi sebuah uraian logis tentang bagaimana menulis menjadi sebuah meditasi, atau laku meditasi seperti apa yang bisa dilakukan lewat instrumen menulis? Seperti apa memulai dan mengakhirinya? Apa manfaatnya? Dari mana aku mengalami itu atau dari mana sumbernya?Tak ada sedikit pun ada tulisan itu.
Aku hanya ingin menulis saja hari ini. Entahlah sampai baris ini, sudah berapa kata aku bisa menuliskannya. Tapi apa pendorongnya, paling tidak yang ku ingat, barusan temanku bertanya apakah retizen lagi error? Ia mengirimkan sebuah screenshot dari kawannya yang mencoba sign up di retizen tetapi gagal. Ia sign up lewat smartphone, sedangkan aku mencoba sign up lewat laptop.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap