Subhanallah. Merinding menonton video tentang ibu Yasinta dari Desa Alirawae, NTT yang harus berjuang melawan derasnya arus Sungai Lowosesa, demi dapat mencapai Puskesmas Boawae untuk melahirkan (Senin, 11 Februari 2019). Sungai dengan arus yang cukup deras itu memiliki kedalaman hingga leher orang dewasa. Sungguh, jihad yang tidak ternilai dan tidak terbeli oleh apa pun di dunia ini.

Tak heran jika Allah secara khusus dan istimewa mencatat kemuliaan seorang ibu dalam Alquran Karim. "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu-bapanya, ibunya telah mengandung nya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandung dan menyapihnya hingga tiga puluh bulan...." (QS. Al-Ahqaaf: 15).

Dalam ayat lain disebutkan, "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik ) kepada dua orang ibu bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada ibu bapamu. Hanya kepadaKulah kembalimu. " (QS. Luqman: 14).

Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan, yaitu saat hamil, melahirkan, dan selanjutnya menyusui. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, bukan ayah. Karena itu kebaikan dan kasih sayang kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah.

Rasulullah pun menyebut kata ibu hingga tiga kali baru menyebut ayah satu kali dan surga itu berada di bawah telapak kaki ibu.

Allah dan RasulNya memerintahkan kita untuk senantiasa memulyakan ibu dan melarang manusia durhaka kepadanya meskipun hanya dengan kata 'ah'. Allah janjikan surgaNya bagi manusia yang mampu memuliakan ibu bapanya, dan menempatkannya di neraka bagi yang mendurhakainya.