NGAJI IHYA
BERCERMIN Catatan ngaji hari Rabu, 6 Oktober 2019. Di Masjid Agung Brebes. Oleh KH. Subhan Ma'mun, Pengasuh Pondok Pesantren, dengan kitab yang dikaji Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghozali. Dalam kajian kali ini, KH. Subhan Ma'mun memberikan nasehat kepada jamaah yang biasa ikut ngaji Ihya di Masjid Agung Brebes. Pertama, Janganlah keshalihan yang diraih dengan usaha yang sangat berat, ditukar dengan kepentingan dunia semata. Baik berupa jabatan maupun ekonomi. Kedua, waspadalah pada penyakit riya. Karena riya akan menjerumus pada kemusrikan. Maka takutlah pada amal-amal yang hanya berorientasi pada nilai-nilai untuk dipamerkan, yang demikian dapat dimungkinkan sama halnya dengan berbuat kemusrikan. Ketiga, jadilah orang yang ikhlas dalam memgajar. Sebagimana pesan Kyai Makmum orang tua KH. Subhan Ma'mun, bahwa "kuncine ilmu, ikhlas dalam menyampaikan." Dan ada juga orang menjadi wali, karena kepasrahan hidup yang tinggi terhadap Allah SWT. Keempat, ketika Bapak atau Ibu Ngaji. Maka janganlah merasa memiliki amal yang banyak. Hal ini dikhawatirkan akan muncul kesombongan. Sebagai munculnya sifat sombong Iblis, karena meras banyak ibadah kepada Allah SWT. Kelima, salah satu amal yang paling baik adalah, melakukan transaksi jual beli dengan jujur. dan belanjalah pada toko-toko terdekat dengan rumah. Hal ini dilakukan dengan tujuan menguatkan tali silaturahmi, bagi-bagi rizki, dan dapat dijadikan sebagai peluang sodakoh kepada tetangga. Karena membeli produk tetangga dapat diartikan sebagai sodakoh yang tidak terasa perbuatan sodakoh. Membeli memiliki arti juga, menyenangkan para pedagang, dan juga dapat doanya orang yang jualanya dibeli. Kalau seandainya belum atau tidak membeli. Berilah saran kepada orang lain, baik santri atau teman untuk membeli produk tetangga. Agar dapat membahagiaan orang lain dan selalu didoakan. Keenam, Jadilah orang yang suka menutupi kejelekan orang lain dan tidak suka menyebar hoak, agar tercipta komunikasi yang harmonis antar sesama. Ketika orang suka berbuat nyiyir ataupun nyendir kepada orang lain. Maka kelak yang ada "Wong Moyok Kepoyok," Artinya walaupun orang yang menghina saat hidup tidak ada yang berani. Namun kemungkinan anak ataupun cucunya kelak akan diungkap pula kejelekannya. Ketujuh, jangan terbujuk ataupun terlena pada tempat yang baik. Karena tempat yang baik tidak semua baik dan dimungkinkan akan di keluarkan dari tempat yang baik tersebut. Sebagaimana Nabi Adam terusir dari surga karena ada Iblis yang tidak suka. Kedelapan, teruslah berusaha menjadi manusia yang selalu memperbaiki diri. Agar terhindar dari kesombongan. Baik saat berada pada level keilmuan dan ekonomi baik, maupun memiliki teman-teman yang baik pula. Kesembilan, janganlah hanya dapat membanggakan memiliki guru-guru yang hebat. Tapi renungkanlah apakah saya bisa, meniru akhlak guru-guru yang hebat. Wallahu 'alam bishowab (Lukman Nur Hakim)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar