ARTI MAPPACCI DALAM TRADISI BUGIS SEBAGAI REFLEKSI NILAI KESUCIAN MEMASUKI PERNIKAHAN
Dalam tradisi bugis terdapat satu acara sebagai rangkaian memasuki perkawinan. Tradisi tersebut di namai Mappacci. Kata mappacci itu berasal dari bahasa bugis yang berarti bersuci.
Pacci adalah daun pacar yang di analogikan sebagai simbol kebersihan. Daun pacar diambil sebagai simbol karena namanya sehingga ditetapkan sebagai bahan untuk acara mappacci.
Sebagai acara tradisi maka bagi orang bugis tidak merasa sempurna perkawinan itu tanpa ada acara tersebut. Mereka menganggap bahwa mappacci merupakan proses pensucian diri bagi calon pengantin baik pria ataupun wanita.
Budaya ini mengandung nilai nilai moral yang mana mereka yang dipacci itu di doakan agar nantinya hidup dengan rasa suci bersih lahir bathin dan diharapkan hidup dengan kesenangan, kebahagiaan dan keselamatan.
Hikmah yang lain dari tradisi ini adalah mempererat rasa kekeluargaan karena dalam falsafah hidup orang bugis ada ungkapkan yang mengatakan " motu teppekkua assilessurengnge mara ja " artinya Walaupun bagaimana, persaudaraan itu lebih utama. Akhirnya dengan falsafah itu biasanya orang bugis walau jauh dari rantauwan maka diusahakan kembali menghadiri acara mappacci itu dari keluarganya.
Budaya kearifan lokal ini masih terjaga kelestariannya karena dianggap sakral dan tidak merasa sempurna perkawinan itu tanpa ada acara mappacci.
Mungkin bagi sebagian orang berpandangan bahwa tradisi seperti itu merupakan pemborosan atau bid'ah dalam agama, akan tetapi sebagai masyarakat yang berbudaya sangat menghargai nilai nilai luhur budaya itu. Dalam budaya kita khususnya orang bugis sangat menghargai nilai nilai moral dan etika pergaulan sehingga nilai nilai itu terbangun dalam kehidupan sosialnya.
Acara mappacci juga bertujuan untuk memberikan penghargaan bagi keluarga yang di pacci itu. Dalam tradisi bugis ada kalangan orang yang tidak boleh ada paccinya yaitu kalangan rakyat jelata atau golongan orang yang tidak merdeka, tapi jaman sekarang istilah tersebut sudah tidak ada , dan sekarang semua kalangan sudah bebas melaksanakan acara mappacci itu.
Tugas kita generasi sekarang adalah menjaga warisan budaya nenek moyang kita agar tetap lestari. Sekarang sudah banyak adat kebiasaan kita mulai pudar dan bahkan menghilang di kikis oleh jaman pada akhirnya nanti bahasa bugis juga akan hilang di tengah tengah komunitas orang bugis. Jika hal itu terjadi maka warisan budaya kita hanya tinggal kenangan. Ciri khas kita sebagai masyarakat bugis sudah tidak ada lagi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ulasannya Pak Lukman Ismail, semoga tetap lestari budaya kearifan lokal yang ada, sukses selalu, Barakallah
Terima kasih bu. Salam dari kami sekeluarga
Luar biasa tulisannya Pak. Semoga terus penulis pemberian inspirasi kepada semua orang salam kangen dan sukses selalu
Terimakasih pak atas ucapannya. Semoga tetap sehat n sukses