MENCEGAH KENAKALAN REMAJA
MENCEGAH KENAKALAN REMAJA
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa, namun tidak lagi memiliki status anak. Dalam masa ini remaja mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Jika seseorang telah memasuki masa remaja, maka ia akan mengalami perubahan baik perubahan fisik, berfungsinya organ-organ reproduksi maupun perubahan psikologis. Wawasan berpikirnya makin tumbuh dan makin meluas. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh akan sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Perasaan dan emosi remaja awal dilanda pergolakan, sehingga selalu mengalami perubahan dalam perbuatannya, dalam mengerjakan sesuatu. Ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan pada lingkungan. Perubahan yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan yang ada dihadapannya. Jika tidak diwaspadai, perubahan-perubahan psikis yang terjadi tersebut akan berdampak negative pada remaja.
Perubahan biologis, sosiologis, control diri yang lemah maka pada diri remaja akan terseret pada perilaku nakal. Disharmoni keluarga, terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, juga menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. Demikian juga teman sebaya dan komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Orang tua yang menginginkan anak melakukan peran dewasa, padahal secara psikologis anak belum mampu menghadapinya. Serta perkembangan teknologi yang tak terbendung dan semakin pesat. Hal ini juga dapat mengakibatkan munculnya masalah-masalah psikologis yang mengakibatkan bentuk perilaku yang menyimpang. Adapun semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja itulah yang berujung pada kenakalan remaja.
Kenakalan remaja dalam keluarga, mereka akan memberontak dengan banyak cara. Tidak menghormati orang tua, bicara kasar, atau mengabaikan perkataan orang tua. Kenakalan dalam pergaulan, remaja akan terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang/ narkoba sampai seks bebas. Sedangkan kenakalan dalam Pendidikan, misal membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, kabur / meninggalkan jam pelajaran, tawuran antar pelajar dan lain-lain. Namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal Pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk.
Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Dan pastinya dia akan dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang karena dianggap pengganggu dan orang yang tidak berguna. Sebagai akibatnya, remaja tersebut akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisasi, merasa sangat sedih, atau malah akan membenci oarng-orang sekitarnya. Tak sedikit pula, keluarga harus menanggung malu, Masa depan yang suram dan tidak menentu. Remaja yang terjebak dalam hal-hal negative bukan tidak mungkin akan memiliki keberanian melakukan tindak criminal. Mencuri demi uang atau merampok untuk mendapatkan barang berharga.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi kenakalan remaja antara lain dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik dan juga mereka yang telah berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. Dengan prinsip keteladanan ini, maka diharapkan kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya control diri dapat dicegah dan hal ini harus mendapat dukungan penuh dari keluarga, guru, teman sebaya.
Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercapai keluarga yang harmonis, komunikatif dan lingkungan yang nyaman bagi remaja. Memberikan contoh dan sikap yang positif bagi terbentuknya jiwa dan mental yang lebih percaya diri. Lingkungan keluarga sebagai lingkungan pertama, haruslah memberikan Pendidikan yang baik bagi anak-anaknya. Dimana peran orang tua memberikan Pendidikan moral dan budi pekerti dan penanaman nilai agama pada anak. Orang tua juga memberikan arahan dengan siapa dan komunitas mana anak harus bergaul. Pandai memilih teman dan lingkungan yang baik.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sama2 bunda...
"Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercapai keluarga yang harmonis, komunikatif dan lingkungan yang nyaman bagi remaja." Saya dukung bunda. Mengedukasi orang tua di sekolah masing-masing. Kemudian turun ke masyarakat. Semoga semakin banya orang tua yang paham.
Njih pak yudha...
Terimaksih bu, sudah berbagi,