Lucy Agustina, S.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Menggenggam Luka

#TantanganGurusiana

Hari Ke-22

Dia wanita yang berusaha bertahan ditengah pedihnya dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Meskipun telah dikaruniani dua orang putri, namun Dia tak pernah menganggap itu merupakan buah cinta. Entah apa yang ada dalam hati Dia sehingga benar-benar beku terhadap cinta. Dia menganggap bahwa kedua putrinya hanya kebetulan Allah menitipkan amanah padanya.

Dia tak pernah menyesali atas hadirnya kedua putri tersebut. Dia tetap merawat, dan mendidik dengan baik kedua putrinya, meskipun Dia tak pernah sedikitpun mampu tumbuh rasa cintanya pada suaminya. Sejak menikah Dia sudah membuat kesepakatan, bahwa Dia tidak ingin dikekang, Dia ingin bekerja mencari penghasilan sendiri. Dia tak ingin hanya mengurus rumah saja, bagi Dia mengurus rumah sama dengan masuk dalam penjara yang mengerikan. Dia sejak gadis, memang paling hobi jalan-jalan. Gadis Dia merupakan sosok yang sangat supel, mudah bergaul, dengan siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Kesepakatan itu disetujui oleh suami Dia.

Setiap pulang kerja Dia hanya sibuk bercengkrama dengan putri-putrinya. Dia tak ambil pusing dengan pekerjaan rumahnya. Baginya kalau mau memasak ya masak, namun jika malas, ya sudah beli saja. Namun untuk makan kedua putrinya ia sangat memperhatikan. Sebelum berangkat kerja, Dia sudah mempersiapkan semua keperluan putrinya sebelum akhirnya dititipkan pada pengasuhnya. Dia hanya memikirkan dirinya sendiri, Dia tidak pernah ambil pusing dengan keperluan suaminya. Dia merasa sudah cukup letih bekerja.

"Dik..boleh aku bicara?" suami Dia yang sejak habis magrib hanya duduk di sofa depan televisi tanpa dihiraukan oleh Dia.

"Hmmmm...ada apa mas?, apa ada yang penting?"

"Dik..aku sudah membaca sepenggal buku diary mu yang kamu simpan di lemari, kemarin tanpa sengaja aku membukanya"

Seketikan darah Dia naik, telinganya terasa memerah mendengar kalimat awal suaminya.

"Ya...lalu kenapa kalau sudah membaca?" jawab Dia sedikit ketus, karena menutupi rasa terkejutnya.

"Jadi...selama kita menikah, kamu ga pernah mencintaiku ya Dik?" tanya suami Dia.

Dia berusaha mengendalikan detak jantungnya, sepertinya bakal perang malam ini, batin Dia.

"jawablah dengan jujur diik, jangan diam saja" desak suami Dia

"Iya mas....saya memang tidak mencintaimu!" jawab Dia singkat tanpa berani menatap laki-laki didepannya.

"Lihat aku dik, tolong lihat!" suara suaminya mulai meninggi, namun ego Dia juga mulai ikut meninggi. Dia pun mencoba menatap lelaki yang ada dihadapannya dengan mantap.

"Apa salah ku dik?, apa kurang ku dik, hingga begitu tega, engkau telah menemaniku selama ini ternyata tanpa cinta?"engkau anggap apa aku ini dik?"

"Maaf mas, cinta tidak bisa engkau paksakan. namun aku berusaha menghormatimu sebagai suami. Aku tetap melayani mu dengan baik" jawab Dia

"iya betul engkau melayaniku dengan baik, namun tulisan tanganmu itu menunjukkan penderitaan batinmu karena kau tidak mencintaiku sedikitpun. apa artinya semua ini dik?"

"Entahlah mas, aku juga tidak tahu, sekarang kau sudah tau yang sebenarnya aku. silahkan apa maumu!" suara Dia pun mulai meninggi, mendahulukan semua ego nya.

suami dia terdiam, dan tiba-tiba terdengar isakan dari laki-laki yang didepannya. Namun hati Dia benar-benar telah seperti membatu, sehingga tak ada muncul rasa iba sedikitpun. namun malah sebaliknya, Dia langsung begitu muncul kebenciannya.

"mengapa menangis mas?, apa yang kau tangisi?" tanya Dia dengan sedikit kesal

"Hatimu benar-benar batu ya dik?"

"Iya...mungkin hati ku benar-benar telah membatu, karena selama hidup dengan mu aku tak pernah merasakan cinta" suara Dia dengan penuh ketegasan.

"lalu mengapa engkau melayaniku!" tak kalah keras suaranya.

"Karena aku menghormatimu! tidak lebih dari itu!"

Mereka semua terdiam tanpa kata. Dia sudah tak tau harus berbuat apa, sudah cukup ia menahan semua luka-luka yang disembunyikan dalam genggamannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post