“Well, Nadiem Makarim as Indonesian Minister of Education. Selamattt, semoga bisa membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik, hanya itu do'a saya sebagai guru. Dan sebagai guru pengampu mapel IT harapan saya; mapel informatika segera dapat diaplikasikan di seluruh sekolah di Indonesia, mulai dari SD hingga tingkat SMA/sederajat, semoga anak2 Indonesia lebih melek IT, serta dapat menggunakan IT dengan baik dan benar.”. Potongan status tersebut mewakili suka cita saya menyambut kedatangan pak Nadiem Makarim sebagai menteri pendidikan yang menjabat di kabinet Indonesia Maju 2019-2023.

Nadiem Makarim sebagai menteri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia diharapkan dapat mewujudkan pendidikan yang lebih baik. Ia menegaskan ini bukan perkara mudah ketika harus meninggalkan keluarga besarnya di Go-Jek yang telah membesarkan namanya. Go-jek merupakan sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis daring yang beroperasi di Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara seperti Singapura, Vietnam dan Thailand, namun ia akan berusaha sebaik mungkin untuk melanjutkan program menteri yang menjabat sebelumnya, dan akan berusaha menjadikan pendidikan Indonesia lebih maju, pada saat pelantikan 23 Oktober 2019 lalu tandasnya.

Literasi digital akan sangat penting

Dilansir dari wikipidedia.id, Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Literasi digital juga merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengkomunikasikan konten/informasi dengan kecakapan kognitif dan teknikal. Digital literasi lebih cenderung pada hal hal yang terkait dengan keterampilan teknis dan berfokus pada aspek kognitif dan sosial emosional dalam dunia dan lingkungan digital.

Melihat rekam jejak seorang Nadiem Makarim, siapa yang tidak terkesima, ia adalah contoh pemuda sukses dan hi-tech pula. Saya, kami, kita semua akan berasumsi, bahwa administrasi, ujian, sistem penilaian, kenaikan pangkat guru akan hijrah ke basis elektronik, kita lihat saja. Sistem yang berbasis elektronik, tentu saja membutuhkan sarana yang mumpuni, dan stake holder yang literat. Pada saat akan menggunakan sistem tersebut, semua pengguna wajib membaca petunjuk penggunaan alat, dan pastinya akan mengikuti beberapa simulasi.

Kita ambil saja contohnya, pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), semua stakeholder mesti paham dengan UNBK tersebut, sebelum dilaksanakan. Selain ujian berbasis computer (Computer Base Test, CBT), di bidang pendidikan guru sudah dapat mengakses datanya masing-masing pada sistem aplikasi pelayanan kepegawaian (SAPK) yang berbasis android, pajak online, simpeg, dan sebagainya. Tidak menutup kemungkinan di pemerintahan Nadiem Makarim akan menjadi lebih sempurna, barangkali ada pengintegrasian aplikasi yang terkait dengan kepegawaian, guru, dan peserta didik agar lebih praktis, sekali akses, semua data akan terpampang, dan lebih user friendly, luar biasa bukan?

Penerapan pembelajaran abad 21 menghadapi revolusi industri 4.0 di kelas, nantinya tentu akan menggunakan portal pendidikan. Hak akses ada pada admin, guru, peserta didik, dan orang tua. Kita harapkan nanti akan terdapat perpustakaan digital yang baik, semua buku pembelajaran dapat diakses melalui portal e-pustaka (misalnya). Peserta didik dapat membaca buku-buku dan mengerjakan tugas sesuai dengan yang diinstruksikan guru pada portal masing-masing sekolah. Wow!!!. Tidak menutup kemungkinan juga nantinya sistem yang berbasis kertas, termasuk dokmen- dokumen penting, ijasah, dan lain sebagainya akan dikonversi juga ke bentuk elektronik.

Pembiayaan pengiriman dokumen kertas akan berkurang, karena digantikan dengan e-mail. Semua menggunakan teknologi, terstruktur, dan terintegrasi. Jika hal tersebut terwujud, Indonesia akan menjadi Negara yang lebih keren.

Hal-hal yang dijabarkan diatas merupakan kemudahan aktivitas di dunia pendidikan jika dilihat dari segi tools dan cara yang ditempuh. Tentu saja kesemua itu akan tercapai, jika semua sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya adalah orang-orang yang literat, jika belum, mereka harus mengupgrade diri melalui training, dan workshop yang tentunya nanti juga akan disediakan oleh kementrian agar terwujud tujuan yang hendak dicapai. Kita bisa berakaca dari stratergi negara lain dalam bidang pendidikan, mengambil sisi positifnya, dan membuang sisi negatifnya.

Pendidikan yang mungkin nantinya akan serba canggih di masa pemerintahan pak Nadiem, tentunya akan menuai pro dan kontra. Namun sebagai seorang guru dan orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan, hendaknya kita senantiasa memiliki pemikiran yang terbuka demi terwujudnya pendidikan Indonesia yang lebih baik. Mengajak peserta didik agar menjadi insan yang gemar membaca, tidak asal bicara, mengedepankan karakter dan prestasi, mengajak rekan guru untuk bersemangat menghadapi pembaruan yang akan segera tiba, serta mengajak masyarakat untuk menerima perubahan-perubahan yang berdampak positif demi mewujudkan Indonesia maju, Indonesia Jaya.