29 Januari 1999 (PentigrafTG-32
29 Januari 1999
(Pentigraf:TG-32
Rabu, 06 Januari 1999 hari yang sangat bersejarah dalam hidupku. Adi, adik sepupuku berlari-lari menyisir pematang sawah yang memisahkan rumahku dengan rumahnya. Sebenarnya ada jalan setapak yang cukup lebar, tapi dengan melewati pematang sawah jarak akan lebih dekat. Sejak pukul sebelas hari itu, setelah selesai membereskan rumah dan masak, aku pergi menghilangkan kejenuhan ke rumah sepupuku itu. Jadi, ketika kakakku pulang dari pasar aku tidak di rumah. Adi datang dengan nafas tersengal-sengal, dia bicara terputus-putus, sambil memandang ke arahku. “Uni, cepat pulang. Uni dipanggil Mak wo.” Adi sepupuku itu menyebut ibuku Mak wo karena ibukku juga kakak sepupu ibunya. “Kata Mak wo tolong bantu membersihkan ikan dan masak untuk malam.” Aku kesal karena sebelumnya aku sudah masak, mengapa masih disuruh pulang untuk masak lagi?
“Uni, ayo cepat pulang,” Adi menarik tanganku yang masih enak duduk di kursi di ruangan di rumahnya. “Uniiiiiiiiiiii, ayo! Uniiii hasil tes CPNS sudah keluar di koran hari ini. Uni lulus,” teriak Adi tidak sabaran. Aku kaget, “serius kamu Di? Aku bangun dan langsung jalan ke arah tangga tanpa babibu aku berlari melewati pematang sawah menuju rumahku. Adi ikut berlari-lari kecil di belakangku.”Uni, itu artinya Uni jadi pegawai ya? Tanya Adi. “Ya lihat dulu, korannya saja Uni belum lihat.” Sampai di rumah aku buka koran itu. Aku lihat tulisan pengumuman hasil Tes CPNS untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di Wilayah Sumatera Barat. Akhirnya kutemukan nama, nomor ujian, dan tanggal lahirku tertera di lembaran korang Singgalang hari itu. Identitas itu digunakan sebagai identitas resmi waktu ujian seleksi CPNS.
Ayahku yang sudah sakit-sakitan karena kanker paru-paru yang menggerogoti sejak setahun lalu, beliau duduk di ranjang, kulihat juga sangat bahagia. "Nak, kamu sudah lolos jadi pegawai, Bapak senang karena itu artinya kamu sudah bisa hidup mandiri. Jika Bapak pergi habis ini, Bapak sudah tenang. “Pak tidak ada yang pergi, Bapak akan sehat, dan Bapak akan saksikan aku nanti dilantik jadi PNS. Kurang lebih tiga minggu aku disibukkan untuk urusan administrasi CPNS di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi. Pada hari Jumat, 29 Januari seharian aku melengkapi berkas-berkas pengusulan SK CPNS tersebut. Malamnya, pukul 23.05 aku dapat kabar kalau Bapak sudah dipanggil yang Maha Kuasa. Keinginanku Bapak menyaksikan pelantikanku, tapi janji Allah berkata lain. Terimakasih Bapak, Engkau telah mengantarkan anakmu ke masa depan yang lebih baik. Aku akan bertugas dengan ikhlas seperti yang Bapak nasehatkan.
(Kisah ini akan abadi dalam jiwaku, Kota Beras Nan Elok, 29 Agustus 2020)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terimakasih Bapak, Engkau telah mengantarkan anakmu ke masa depan yang lebih baik. Aku akan bertugas dengan ikhlas seperti yang Bapak nasehatkan..Keren Bun. Salam kenal. Ijin folow ya Bun.
Iya welcome
Sudah saya folow, ya Bun
smg khusnul khotimah.... sukses bu.
Semoga bapak dilapangkan kuburnya
Keren dan mantul bu ceritanya
Sukses selalu salam kenal
Iya Makasih Salam kenal Balik... Salam literasi.....