Tiara (bagian 2)

"Beda seperti apa maksud kamu?".

Sang mama pun akhirnya penasaran dengan perkataan Tiara saat itu.

Belum sempat Tiara menjawab, suara gawai milik sang mama berbunyi dan sejenak pembicaraan itupun terhenti berganti dengan suara mama yang bercakap-cakap melalui gawai. Sementara itu Tiara mengingat kembali ucapan sang papa di mimpinya. Dia berharap keadaan papa di sana baik-baik saja tidak seperti mitos yang sering didengarnya.

"Walah si cantik mama malah melamun. Ayo teruskan beda bagaimana maksudmu tadi."

"Itu loh mah, sudah beberapa kali di mimpi Ara, papa pesan agar Ara baik-baik sekolahnya dan nurut sama mama."

"Bagus dong kalau begitu, bukannya memang harusnya begitu ya kalau jadi anak." Mama menjawab sambil melirik Ara sambil tersenyum, sementara Ara masih dengan raut setengah serius, menganggap mimpi itu biasa saja.

Karena sepertinya mama tidak terlalu menanggapi keresehan hatinya, akhirnya Tiara memilih diam saja sambil menyelesaikan kegiatannya membantu sang mama di dapur.

"Kamu mandi dulu sanah, sebentar lagi matang, selesai mandi tinggal makan deh, enak dimakan selagi masih hangat.

"Oke deh Mah, Ara mandi dulu."

Setelah selesai mandi, Ara dan sang mama pun menikmati seblak yang mereka buat bersama tadi. Pembicaraan tadi tidak dilanjutkan lagi bahkan ketika mereka makan pun, seolah sudah selesai begitu saja.

( masih belum terjawab perbedaan apa yang dimaksud Ara, nantikan cerita berikutnya...)

L73TA

17.16, Sabtu 270221