“Ketika ujian di ambang pintu, lalu sibuk belajar dan membaca buku, kurang tepat. Sekadar mengulang boleh-boleh saja. Belajar bukan untuk ujian semata, dari ujianlah sebenarnya kita belajar, dan proses belajar itu berkesinambungan.”

…Mr. Lee…

Menghitung hari, ujian akhir semester pun tiba. Siap atau belum, ujian sudah diagendakan. Tidak patut sebenarnya jika ada siswa yang mengaku belum siap untuk ujian.

Ujian, siapa takut? Semestinya begitulah sikap seorang siswa. Tak ada yang perlu dikhawatirkan saat ujian. Selagi fokus ketika belajar, semangat dan konsentrasi mengulang pelajaran, dan bertanya kepada guru jika ada hal yang meragukan, maka ujian tidak akan berat.

Ujian, siapa takut? Soal-soal ujian itu sebenarnya amat gampang. Demikian juga dengan jawabnnya. Masalahnya hanya teletak pada kesesuaian jawaban dengan soal. Selama jawaban sesuai dengan pertanyaan, yakinlah nilai anda akan tinggi.

Mengapa harus ada ujian? Jika ada siswa yang bertanya seperti ini, ada baiknya tanyakan ulang padanya, “Mengapa anda sekolah?” Jika anda tidak menginginkan adanya ulangan, ulangan tengah semester, dan ujian semester, berhentilah sekolah.

Ujian ini sekadar untuk mengukur terhadap proses pembelajarn yang sudah dilalui. Bagaimana akan mengetahui ukuran “kemampuan” siswa jika tidak ada alat pengujinya. Ujian ini bagian dari alat ukur tersebut.

Namun, mesti diingat bahwa ujian tidak hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang sekolah saja (siswa). Ujian di sekolah merupakan bagian dari program sekolah. Terjadwal dengan rapi. Sedangkan ujian hidup berlaku untuk semua orang dan tidak terjadwal.

Setiap siswa yang mengikuti ujian sekolah, berpeluang lulus ujian sangat besar. Seandainya pun gagal, mereka mempunyai kesempatan untuk mengikuti pengayaan dan remedial. Lulus ujian sudah di depan mata. Selamat menikmati menu ujian untuk beberapa hari ke depan, para generasi hebat.

…

#TG-409